Lindungi Gambut dan Fauna Endemik Indonesia


Bicara soal gambut, saya jadi ingat pelajaran geografi di sekolah dulu. Belajar tentang macam-macam hutan, tanah, dan aktivitas serta fenomena alam lainnya. Apa kamu masih ingat apa itu lahan gambut? Ternyata lahan gambut juga menyimpan banyak keanekaragaman hayati lho! 

Keanekaragaman dan Ancaman Biodiversitas di Indonesia


Letak geografis Indonesia di Zamrud Khatulistiwa dengan iklim tropis membuat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Keadaan lahan gambut biasa dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya seperti; fauna dan flora endemik. Tak heran karena faktanya Indonesia memiliki 12% populasi mamalia, 7,3% jenis amfibi & reptil, dan 17% spesies burung dari seluruh dunia. 

Namun kekayaan hati kita juga memiliki ancaman dalam laju kepunahan kedua tercepat setelah Meksiko dan tingkat penyelundupan satwa liar tertinggi ke-4 di dunia setelah human trafficking, weapon trafficking, dan drugs trafficking. Penurunan spesies satwa liar tadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti; perubahan iklim, eksploitasi alam berlebihan/deforestasi, alih fungsi lahan, perburuan, perdagangan, invasi satwa, dan rekayasa genetika. 


Dr. Herlina Agustin, selaku Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran mengatakan bahwa perubahan iklim membuat perubahan perilaku pada satwa dan kerentanan pada reproduksi satwa. Sebagai contoh, seekor penyu yang ingin bertelur akan mengambil jarak yang jauh dari pantai untuk melindungi telurnya ketika air laut pasang. Namun dengan adanya perubahan iklim, batas laut jadi pendek. 

Coral Bleaching di Pulau Waigeo, Raja Ampat. Sumber: https://voi.id/

Tahukah kamu bahwa perubahan iklim sebenarnya bukan hanya menimbulkan ancaman pada ekosistem di darat seperti di hutan, tapi juga ekosistem laut seperti mematikan terumbu karang. Suhu air laut yang hangat akibat perubahan iklim menyebabkan terumbu karang memutih dan mati (coral bleaching). Satu hal yang perlu kita ingat dan ketahui bahwa terumbu karang termasuk golongan binatang bukan tanaman laut.

Lahan Gambut dan Fauna Endemik


Eksploitasi alam berlebihan juga terjadi pada lahan gambut. Perkenalkan, lahan gambut si lahan basah, lembek, empuk-empuk gitu guys. Terbentuk dari timbunan organik seperti sisa pohon, rerumputan, dan jasad hewan yang membusuk selama ribuan tahun sehingga membentuk endapan cekung yang tebal. Pada umumnya, bagian kiri/kanan atau ujung lahan gambut biasanya terdapat sumber air, seperti rawa, sungai, danau, maupun laut. 

Butuh waktu sekitar 2000 tahun untuk membentuk gambut sedalam 4 meter.

Indonesia memiliki Lahan Gambut Terbesar ke-4 di dunia dan Lahan Gambut Tropis Terluas ke-2 di Dunia. Dari 258.650 spesies pohon tinggi yang tercatat di dunia, 13-15% terdapat di lahan gambut Indonesia, yaitu 35-40% spesies pohon tinggi. Persebaran gambut di Indonesia banyak terdapat di pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Lahan Gambut Tropis Tertua di dunia berada di pedalaman Kalimantan, yaitu lahan gambut Putussibau.

Lahan Gambut Putussibau

Berdasarkan data yang dilansir dari pantaugambut.id, keunikan lahan gambut di Indonesia menyimpan sekitar 57 gigaton karbon atau 20 kali lipat tanah mineral yang ada di dunia. Terdapat 4 jenis kedalaman lahan gambut di Indonesia, yaitu Gambut Dangkal (50-100 cm), Gambut Sedang (100-200 cm), Gambut Dalam (200-300 cm), dan Gambut Sangat Dalam (>300 cm). Semakin dalam gambut, maka semakin banyak karbon yang terkandung di dalamnya. Jika lahan gambut kering, emisi karbon yang terlepas ke udara semakin banyak menjadi emisi gas rumah kaca.

Satu hal yang tidak dapat diganggu adalah karakteristik gambut yang ideal adalah basah, tidak boleh kering. Iola Abas - Koordinator Nasional Pantau Gambut

Nah biasanya lahan gambut dihuni oleh satwa eksotis, contonya seperti Arwana Super Merah yang kalau dijual kisaran harga Rp15-48 juta! Namun faktanya lahan gambut kita sedang terancam! Beberapa fauna di lahan gambut merupakan spesies endemik dan dilindungi oleh International Union for Conservation (IUNC). Fauna-fauna tersebut masuk dalam kategori red list, seperti buaya senyulong, langur, harimau Sumatera, beruang madu, macan dahan, dan orang utan.


Seiring berjalannya waktu, lahan gambut terdegradasi akibat pengalihan fungsi lahan, misalnya; penebangan skala besar untuk mengosongkan tanah dan pembuatan kanal untuk pengeringan lahan. Ketika dirusak atau dikeringkan, lahan gambut yang kering mudah terbakar.
Sangat sulit memadamkan kebakaran hutan di lahan gambut karena api bisa menyebar hingga lapisan gambut, bahkan bisa butuh berminggu-minggu untuk memadamkannya.

Kebakaran pada lahan gambut otomatis menyebabkan pencemaran tanah, bahkan hilangnya keanekaragaman hayati. Lalu gimana nasib si orang utan itu tadi? Orang utan membangun rumahnya sendiri di atas pohon. Jika lahan gambut terbakar, kemungkinan orang utan juga akan terbakar atau dia bermutasi karena merasa rumahnya terancam dan gak ada makanan. 

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa orang utan punya andil besar dalam melestarikan alam. Orang utan menyebar biji dari buah-buah dari feses mereka. Jika jatuh di tanah yang subur, biji tersebut bisa tumbuh menjadi pohon baru.


Jadi jika pohon-pohon itu dimusnahkan, rumah orang utan, burung-burungpun yang bersarang, dan fauna lainnya akan punah. Satu spesies hilang, akan berdampak pada spesies lainnya, termasuk berdampak ke manusia. Kebayang kan efeknya bakal domino?

Mengapa Lahan Gambut Penting?


Tanah gambut berbeda dengan tanah mineral yang biasa kita temui di hutan pada umumnya. Kemampuan menyerap air dan kemampuan menyimpan karbon tanah Gambut sangat tinggi. Gambut memiliki kandungan pH asam. Oleh sebab itu, sebenarnya alih fungsi lahan gambut menjadi pertanian sawit skala besar tidak cocok karena harus menaburkan kapur dolomit untuk menetralkan pH asam tadi. Tentu hal ini mecemarkan tanah gambut.

Akibat kerusakan lahat gambut.

Lahan gambut memiliki peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup termasuk kita. Daya serap air yang tinggi mampu mengurangi dampak bencana banjir. Air di lahan gambut menjadi habitat ikan. Selain ikan, budidaya jamur menjadi sumber pangan dan menunjang perekonomian masyarakat lokal. Hutan gambut menjadi rumah bagi flora dan fauna endemik, serta menjaga rantai makanan di dalamnya. 

Hal yang terpenting adalah lahan gambut juga menjadi salah satu solusi mitigasi iklim karena menyimpan banyak karbon. Oleh karena itu, lahan gambut yang tersisa harus dillindungi dan lahan gambut yang rusak dipulihkan dengan restorasi lahan gambut, Tujuannya adalah untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut itu sendiri dan mensejahteraan masyarakat.

Peran pemerintah juga penting dalam upaya perlindungan dan pengelolaan gambut yang lestari. Peraturan perlindungan total pada hutan alam, lahan gambut, dan daerah pesisir tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 57 tahun 2016 dan PP No. 71 tahun 2014. Selain itu, Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 tahun 2019, tentang penghentian pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan lam primer dan lahan gambut.

Strategi 3R untuk Restorasi Lahan Gambut.

Saya jadi teringat pengalaman saat camping di Gunung Papandayan. Kami dihimbau untuk menggantungkan makanan sebelum tidur agar tidak memicu babi hutan yang mungkin mencium aroma makanan dan membuat tenda kami porak-poranda. Lalu saya melihat binatang kecil berjalan di atas tenda kami, yang saya sendiri sebenarnya tidak begitu tahu apa nama binatang itu.

Lalu saya bertanya, "Ini gimana?" Pertanyaan singkat yang membuat teman saya sedikit bingung. 
"Yauda biarin aja." Sesingkat pula itu jawaban teman saya.

Sejak saat itu saya jadi berpikir bahwa area hutan tempat kami camping ini, sebenarnya tempat tinggal mereka (binatang kecil itu tadi) juga toh? Kalau kata mutiara bilang, "Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, jangan mengambil apapun kecuali foto, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu."

Potensi kekayaan hayati di Indonesia memang bikin bangga, oleh karena itu harus dilestarikan dan upaya mengatasi ancamannya juga harus tegas dilakukan. Mari kita suarakan pentingnya lahan gambut. Lindungi lahan gambut, lindungi fauna Indonesia.

...

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: