Mengenal Pala Negeri Fakfak Papua Barat dan Produk Olahannya

Buah Pala Negeri Fakfak Papua Barat.

Selamat datang di Kota Pala, Fakfak Papua Barat! 


Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Kota Pala Fakfak. Perjalanan dari Sorong ke Fakfak ditempuh dalam waktu 50 menit menggunakan pesawat ATR. Kami mendarat di Bandara Torea yang ternyata memiliki runway pesawat ekstrem dan pendek. Fakfak merupakan kabupaten tertua di Papua, yang juga menjadi kota terdingin di Papua Barat. Kondisi geografisnya berbukit-bukit seperti di Busan Korea atau Hongkong katanya. Tapi kontur seperti ini yang juga membuat Buah Pala tumbuh baik di sini. 

Pala Fakfak disebut juga Pala Negeri, masyarakat lokal menyebutnya dengan Hanggi. Pala Negeri merupakan komoditas unggulan yang ada di sana. Ternyata selain di Banda Neira, Pala juga tumbuh baik di Fakfak. Tentu ada pembeda antara Pala Negeri dan Pala Banda. Katanya penyebaran biji pala di Fakfak ini disebarkan secara alami oleh burung pemakan pala bernama Julang Papua/Rangkong Papua. 


Buah Pala Negeri terlihat lebih besar dan lonjong, sedangkan buah Pala Banda terlihat lebih kecil dan bulat. Sekilas saya mengiranya seperti buah kemang atau matoa. Namun pada bagian dalamnya tetap sama yaitu memiliki buah, biji, dan fuli berwarna merah. Pala Negeri bisa dipanen saat buah terlihat berbintik. Kami diminta hati-hati saat memegang bagian tangkai pala yang ada getahnya karena jika terkena baju, akan timbul noda dan tidak bisa hilang.

Jika di Banda Neira aku melihat Pohon Pala memiliki pohon pelindung yaitu Pohon Kenari, saat di Fakfak aku melihat Pohon Pala Negeri berdiri sendiri dengan ukuran yang cukup tinggi. Bahkan menjadi pohon pelindung bagi tanaman di sekitarnya. Om Ekel berkata bahwa beliau memiliki Pohon Pala yang usianya sekitar 300 tahun dengan diameter pohon yang dapat dipeluk oleh tiga orang dewasa. Kebayang gak tuh besarnya?

Om Ekel sedang memetik Buah Pala Negeri.
Buah Pala Negeri yang sudah berbintik, siap untuk dikeringkan.

Buah Pala masih menjadi primadona hingga kini. Sebagian besar wilayah Kabupaten Fakfak merupakan hutan pala. Pala Negeri adalah Anugerah, setahun bisa mencapai tiga kali masa panen. Pamor Pala Negeri bahkan membuatnya menjadi ikon logo daerah Kabupaten Fakfak.

Buah Pala diambil menggunakan alat panjang terbuat dari bambu air yang disebut dengan hangkan dalam bahasa Fakfak. Semua bagian buah dapat dimanfaatkan. Untuk memisahkan kulit dan buahnya, om Ekel membelahnya sesuai garis yang ada pada buah pala. Setelah dikeringkan, buah pala bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

Biji pala dapat diolah menjadi bumbu masakan, minyak wangi, dan bahan pengawet. Bunga pala atau fuli yang berwarna merah dapat digunakan untuk bumbu masakan dan bahan kosmetik. Sedangkan daging buahnya bisa diolah menjadi sirup, sari buah, manisan, dan kecap.

Bersama om Ekel di Kebun Pala.

Beberapa hasil olahan Buah Pala Negeri juga masuk dalam Nominasi Anugerah Pesona Indonesia tahun ini, yaitu Parfum Rempah Myristica Botanica untuk kategori Cenderamata dan Sari Buah Pala untuk kategori Minuman Tradisional. Semua produk diinisiasi dan dibuat oleh masyarakat lokal Fakfak.

Dukung produk wisata dari Fakfak dengan cara SMS ketik API 6H (untuk Parfum Rempah - Kategori Cenderamata) dan ketik API 2H (untuk Sari Buah Pala - Kategori Minuman Tradisional) lalu kirim ke 99386. 
Nominasi API Award 2022 dari Kabupaten Fakfak.
Oleh-oleh dari Fakfak. Beberapa diantaranya hasil olahan buah pala.

Pala Negeri memiliki potensi ekonomi yang besar sebagai produk unggulan. Jika berkunjung ke Negeri Pala Fakfak, jangan lupa menikmati hasil olahan Pala Negeri ya. Yuk kita dukung produk lokal dari Fakfak Papua Barat.

Updated:
  • Sari Buah Pala menjadi Juara 2 API Award 2022 kategori Minuman Tradisional
  • Parfum Rempah Myristica Botanica menjadi Juara 2 API Award 2022 kategori Cenderamata
  • Pala Negeri featured on National Geographic Indonesia. (link)

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: