Keadilan Iklim dan Desa Tenggelam di Demak


Apakah kamu pernah mendengar desa tenggelam di Indonesia? Di kawasan Demak, beberapa desa sudah tenggelam akibat dampak perubahan iklim. Salah satunya adalah Desa Timbulsloko di pesisir Demak. Desa ini semakin parah tenggelam sejak 2017. Artinya sudah lima tahun berlalu. 

Area yang dulunya sawah-sawah yang ditanam padi dan pemukiman warga kini berubah. Kenaikan permukaan air laut membuat masyarakat sulit beraktivitas. Memangnya darimana sih kenaikan air laut itu berasal?

Singkatnya, ada dua faktor penyebab kenaikan permukaan air laut, yaitu air laut menghangat dan mengembang, serta melelehnya lapisan es atau gletser yang mencair. Semua itu dikibatkan karena pemanasan global/global warming yang dihasilkan dari gas rumah kaca (termasuk dihasilkan dari kegiatan manusia juga). Permukaan air laut yang meningkat ini yang menyebabkan desa atau kawasan pesisir perlahan akan tenggelam.


Sebenarnya gak hanya itu, kenaikan permukaan air laut juga menyebabkan gagal panen, juga musnahnya flora dan fauna, karena logikanya area tersebut ya sudah tenggelam. Lokasi Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki banyak kawasan pesisir Indonesia sangat berpotensi mengalami bencana akibat naiknya permukaan air laut. Ini adalah bukti nyata kalau krisis iklim bukan hoax! 

Selain menenggelamkan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, perubahan iklim juga berdampak pada penurunan jumlah pasokan ikan yang ditangkap nelayan. Ikan juga bisa migrasi lho kalau kondisi air laut tercemar. Itu yang menyebabkan nelayan juga semakin jauh wilayah tangkapan ikannya. Ya memang seperti efek domino. 

Istilah keadilan iklim atau climate justice mungkin memang jarang terdengar ya. Climate justice harus diupayakan. Keadilan iklim maksudnya adalah jalan keluar yang adil berdasarkan hak, kebutuhan, partisipasi masyarakat atau komunitas yang merasakan dampak terbesar perubahan iklim. 


Hal ini perlu dijamin prosedur hukum untuk memberikan keadlian terutama bagi kelompok rentan karena mereka yang paling terkena dampaknya. Pemerintah harus mengupayakan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, tidak hanya hanya menguntungkan industri, tapi juga masyarakat lokal dan keselamatan bumi.

Pembangunan proyek, pembabatan lahan telah merugikan masyarakat setempat yang seharusnya memiliki hak atas tanahnya, juga termasuk di dalamnya masyarakat adat. Masyarakat menanggung langsung dampak krisis iklim itu tanpa tahu soal kebijakan yang ada.  

Contohnya ya desa-desa tenggelam di Demak tadi. Banjir Rob, mereka menyebutnya. Tak ada lagi sawah hijau, lapangan untuk bermain anak-anak, hingga akses jalan yang terputus. Masyarakat tentu yang merasakan langsung dampaknya. Ada yang sudah pindah, namun ada yang masih bertahan di sana karena berbagai faktor. 


Saya rasa harus ada kebijakan dan tindakan nyata untuk memperjuangkan keadilan iklim. Tidak hanya pertemuan-pertemuan yang mungkin menghabiskan banyak dana, tapi juga harus menghasilkan keputusan yang jelas untuk dijalankan.  

Namun persoalan daratan tenggelam ternyata bukan hanya di Demak, nyatanya di tempat saya tinggal di Jakarta juga ada. Saya mendapat informasi dari teman sesaat setelah saya membagikan video mengenai Desa Timbulsloko yang tenggelam. Ada Masjid Waladuna di Penjaringan Jakarta Utara. Bahkan lokasinya sudah terdeteksi google maps dengan nama Masjid Tenggelam Muara Baru.

Fenomena perubahan iklim bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi di dunia. Di Planet Bumi, satu-satunya  planet tempat kita tinggal. Perubahan iklim memang telah memberikan dampak signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Diperkirakan tahun 2050, kenaikan permukaan laut akan lebih meningkat lagi. Kebayang gak kalau nanti kita akan menghadapi hal seperti ini atau bahkan lebih parah?  

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

Referensi:
https://www.kemitraan.or.id/kabar/aksi-perubahan-iklim-mustahil-tanpa-keadilan-dan-partisipasi-publik-yang-bermakna
https://www.antaranews.com/berita/3154385/walhi-indonesia-butuh-uu-perubahan-iklim-untuk-keadilan-iklim
https://reefresilience.org/id/stressors/climate-and-ocean-change/sea-level-rise/
https://www.walhi.or.id/aksi-perubahan-iklim-mustahil-tanpa-keadilan-dan-partisipasi-publik-yang-bermakna

0 komentar:

Selamatkan Bumi dari Selimut Polusi dengan Transisi Energi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Cuma 1,5 derajat aja kok! Eits, biar kata kelihatan kecil angkanya, tapi 1,5 derajat itu berdampak lho! Inget-inget waktu lagi pandemi covid saat suhu badan kita melebihi batas yang padahal cuma 1-2 derajat aja, badan udah gak enak dan jadi sulit mau beraktivitas. Ya kira-kira kaya gitu juga analoginya akibat selimut polusi di bumi. 

Suhu bumi diperkirakan akan naik 1,5 derajat pada 2030. Kok bisa? Polusi udara dari aktivitas manusia semakin banyak menyelimuti bumi. Isu ini bukan lagi menjadi urgensi bagi Indonesia bahkan dunia lho! Bahkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 lalu, isu ini juga masuk dalam pembahasan forum yakni tentang transisi energi berkelanjutan.

Kenapa Harus Transisi di Bidang Energi?


Sadar atau tidak, aktivitas kita sehari-hari sebenarnya menggunakan energi fosil yang berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Misalnya penggunaan listrik, saat mengisi daya HP, laptop, nonton TV, lampu, juga bahan bakar kendaraan.

Kenapa kita harus melakukan transisi energi tersebut, alasan kuatnya adalah untuk mengurangi penggunaan energi fosil yang lama-lama akan habis, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan beralih ke energi yang lebih rendah polusi. 

Emisi dari energi, seperti dari kendaraan dan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil merupakan dua sumber emisi gas rumah kaca terbesar bersama dengan penebangan hutan. Saat ini, transisi energi dari sektor transportasi tengah diupayakan dengan penggunaan biodiesel B30 (30% biodiesel, 70 % solar) dan kendaraan listrik. Fyi, Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan alam terbarukan seperti minyak nabati. 


Apa sih Gas Rumah Kaca?


Istilah ini sering kita dengar, namun tahukah kamu apa Gas Rumah Kaca yang menyebabkan Global Warming itu? Secara ilmiah, Gas Rumah Kaca antara lain adalah uap air, karbondioksida, metana, dinitrogen monoksida, dan gas lainnya. Berasa kaya lagi belajar Kimia ya. Gas Rumah Kaca ini yang membuat selimut polusi di bumi. 

Gas Rumah Kaca perlahan meningkatkan suhu bumi, itu yang kita kenal dengan istilah pemanasan global/global warming dan menyebabkan perubahan cuaca dalam jangka panjang yang kita kenal dengan istilah perubahan iklim/climate change.

Akibat dari Gas Rumah Kaca ini rasanya juga kita rasakan ya seperti cuaca yang sudah gak menentu musimnya. Kalau kemarau panas banget, kalau hujan sering banjir. Bahkan musim kemarau dan hujan sudah tidak bisa diprediksi lagi berdasarkan bulan saja. 

Global warming menyebabkan melelehnya es di kutub yang berimbas kawasan pesisir banjir bahkan terancam tenggelam. Bencana lain yang paling fatal adalah kekeringan dan gagal panen yang membuat harga bahan makan meningkat bahkan gak bisa dapat pasokan makanan. 

Tantangan dan Upaya Transisi Energi 


Di tempatku tinggal di Jakarta, penggunaan bus listrik juga sudah ada di beberapa titik. Kendaraan listrik tidak menghasilkan asap polusi walau pengisian dayanya berasal dari listrik juga yang berasal dari energi fosil. Walau di hulu transisi energi belum terlalu optimal karena kendaraan listrik tadi masih menggunakan listrik, sehingga transisi energi di bidang pemabangkit listriknya pun perlu dilakukan. 

Penggunaan biodiesel saat ini juga belum menggunakan bahan baku biodiesel generasi kedua yaitu dari limbah seperti minyak jelantah. Upaya transisi energi pada kegiatan sehari-hari yang masih menggunakan energi fosil menuju pembangkit listrik tenaga terbarukan.


Pembangkit listrik energi terbarukan yang dimaksud berasal dari angin, surya, air,  biogas, tenaga arus dalam laut, dan geotermal (dari panas bumi). Fyi, pembangkit listrik tenaga biogas yang menggunakan limbah cair seperti dari limbah kelapa sawit, sampah organik, kotoran ternak atau kotoran manusia. 

Untuk pembangkit listrik tenaga dalam laut memang belum ada di Indonesia. Pertemuan arus laut di spot tertentu dapat menggerakan turbin yang membuatnya menjadi pembangkit listrik. Selain itu, Indonesia merupakan wilayah ring of fire sehingga dapat menghasilkan energi dari panas bumi. Namun beberapa energi terbarukan seperti energi matahari dan angin tergantung lokasi dan musim. Pembangkit Lisrik Tenaga Air juga memerlukan ekosistem sungai yang terjaga kelestariannya. 


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terbesar di Indonesia ada di Sulawesi Utara. Tepatnya di PLTS Likupang Kabupaten Minahasa yang memasok kebutuhan listrik di Kawasan Sulawesi Utara - Gorontalo. Selain itu juga ada PLTS Oelpuah di Kabupaten Kupang NTT yag memasok kebutuhan listrik di Pulau Timor bagian barat.


Contoh lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin terbesar di Indonesia yang terletak di Sulawesi Selatan, yaitu PLTB Sidrap Kabupaten Sidenreng Rappang dan PLTB Tolo Kabupaten Jeneponto. PLTB memungkinkan wilayahnya masih bisa ditanami tanaman atau menjadi tempat tinggal bagi hewan yang tinggal di area tersebut. Pada saat memproduksi energi listrik tetap menjaga kelestarian alam dan energi yang dihasilkan tidak menghasilkan polusi.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?


Berbagai hal bisa kita lakukan untuk menghemat energi dan jejak karbon. Perubahan pola hidup ramah lingkungan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama selamatkan bumi dari selimut polusi;

  • Terlibat dalam pengumpulan limbah rumah tangga untuk bahan baku energi non-fosil (biodiesel dan biogas)
  • Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, alternatifnya menggunakan kendaraan umum atau bersepeda.
  • Hemat penggunaan listrik. Matikan lampu saat tidak digunakan, pilih lampu LED yang lebih ramah lingkungan.
  • Mengkampanyekan penggunaan dan praktik baik inovasi produk energi terbarukan. 
  • Menerapkan gaya hidup eco lifestyle.

Upaya untuk melakukan transisi energi tengah diupayakan untuk mengurangi selimut polusi. Jika bukan sekarang kapan lagi, jika bukan kita siapa lagi?
 
#EcoBloggerSquad
__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar:

Malam Puncak Anugerah Pesona Indonesia 2022 di Banda Aceh

Anugerah Pesona Indonesia 2022 di Banda Aceh.

Selamat datang di Bumi Serambi Mekkah!

Akhirnya saya menginjakkan kaki di sini. Perjalanan dari Jakarta ke Aceh ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam menggunakan pesawat. Tujuan ke Aceh kali ini adalah untuk menghadiri Malam Puncak Anugerah Pesona Indonesia yang diadakan pada 25 November 2022 di Gedung AAC Dayan Dawood Banda Aceh. 


Aceh telah kembali bangkit dan saya melihat semangat itu. Semangat menggeliat sebagai tuan rumah dapat saya rasakan. Sambutan hangat kami terima saat tiba di Kota Banda Aceh, melalui banner besar yang beberapa kali saya jumpai di jalan. 

Thank you for the warm greetings, Aceh!
Sajian Kuliner Aceh.

Aceh juga melibatkan UMKM dalam Pameran Produk Wisata dan Festival Khanduri Kuah Beulangong yang diadakan pada 24-25 November di tempat yang sama, sebelum malam puncak berlangsung. Tak perlu lagi pusing cari oleh-oleh di Aceh, karena dengan pameran ini saya sudah membeli beberapa buah tangan yang khas dan unik dari Aceh seperti; kopi, cokelat, cincin tembaga, dan skincare natural dari Aceh.

Kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk anak muda membuat acara API Award 2022 di Aceh berjalan dengan sangat baik. Malam Puncak Anugerah Pesona Indonesia 2022 bertema Pesona Tanoh Aceh dimeriahkan oleh penampilan kesenian budaya Aceh, seperti Tari Ratoh Jaroe, Tari Guel, dan penampilan Band Keubitbit asal Aceh.

Penampilan Kesenian Pesona Tanoh Aceh.
Penyerahan Sertifikat HAKI.

Pada kesempatan ini, juga dilangsungkan penyerahan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Komunal (HAKI) oleh Kemenhumkam kepada daerah yang telah mendaftarkan produk wisatanya. Sertifikat HAKI ini merupakan bentuk pengakuan dari negara secara hukum terhadap produk pariwisata Indonesia. Berikut nama daerah dan produk wisata yang mendapat sertifikat HAKI;

  • Kampurui (Provinsi Sulawesi Tenggara)
  • Paradise on Cave (Kabupaten Buton Tengah)
  • Bolu Cupu (Kabupaten Ogan Komering Ilir)
  • Tommour (Kabupaten Fakfak)
  • Tari Tali Rutong (Kota Ambon)
  • Motif Hai Passe (Kabuparen Aceh Utara)
  • Motif Bungong Meulue (Kabupaten Aceh Besar)
  • Sulaman Benang Emas Pidie (Kabupaten Pidie)

Para nominasi daerah sebelumnya telah melakukan kampanye dan promosi, melalui Instagram, Youtube, dan Facebook Vote, SMS Premium, dan juga melalui Travel Talk Instagram Live bersama @apiaward. Berikut para pemenang Anugerah Pesona Indonesia 2022;

1. Kategori Makanan Tradisional

  1. Lokan Badaruk, Kabupten Aceh Singkil
  2. Nasi Kapau, Kabupaten Agam
  3. Gula Puan, Kabupaten Ogan Kemiring Ilir

2. Kategori Minuman Tradisional

  1. Gula Sabu, Kabupaten Sabu Raijua
  2. Sari Buah Pala, Kabupaten Fakfak
  3. Teh Daun Gambir, Kabupaten Pakpak Barat

3. Kategori Promosi Pariwisata Digital

  1. IG @BandaAcehTourism, Kota Banda Aceh
  2. FB @BerauTourism, Kabupaten Berau
  3. Travelbuteng.ID, Kabupaten Buton Tengah

4. Kategori Brand Pariwisata

  1. Pesona Pesisir Timur Aceh, Kota Langsa
  2. The Heart of Flores, Kabupaten Nagekeo
  3. Beautiful Malang, Kota Malang

5. Kategori Destinasi Belanja

  1. Asap Indah Wonosari, Kabupaten Demak
  2. STC (Sukabumi Trade Center) Kota Pekanbaru
  3. P3UD Deli Serdang, Kabupaten Deli Serdang

6. Kategori Cenderamata

  1. Tenun Putri Lindung Bulan, Kabupaten Aceh Tamiang
  2. Parfum Rempah Myristica Botanica, Kabupaten Fakfak
  3. Keramik Kachio, Kabupaten Lima Puluh Kota


7. Kategori Wisata Air

  1. Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang
  2. Diving Gampong Iboh, Kota Sabang
  3. Arung Jeram Riam Tinggi, Kabupaten Lamandau

8. Kategori Olahraga dan Petualangan

  1. Camping Ground Ruam Parangek, Kabupaten Bengkayang
  2. Trekking Gunung Kerinci, Kabupaten Solok Selatan
  3. Kali Talang Bike Park, Kabupaten Klaten

9. Kategori Ekowisata

  1. Depati VII Coffee, Kota Sungai Penuh
  2. Geopark Silokek, Kabupaten Sijunjung
  3. Tahura Lae Kombih, Kota Subulussalam

10. Kategori Dataran Tinggi

  1. Gir Pasang, Kabupaten Klaten
  2. Burtelege, Kabupaten Aceh Tengah
  3. Bukit Reban Kucing, Kabupaten Empat Lawang

11. Kategori Kampung Adat

  1. Hatu Rutui, Kota Ambon
  2. Kampung Adat Pesemah Air Keruh, Kabupaten Empat Lawang
  3. Huta Godang, Kabupaten Mandailing Natal

12. Kategori Situs Bersejarah

  1. Benteng Trumon, Kabupaten Aceh Selatan
  2. Candi Bumiayu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
  3. Meriam Honisuit Kabupaten Bengkulu Selatan

13. Kategori Atraksi Budaya

  1. Hela Rotan Aboru, Kabupaten Maluku Tengah
  2. Joget Sonde, Kabupaten Kepulauan Meranti
  3. Bahoruk, Kabupaten Rote Ndao

14. Kategori Festival Pariwisata

  1. Bongen Festival, Kabupaten Musi Banyuasin
  2. Festival Kenduri Sko, Kota Sungai Penuh
  3. Festival Budaya Pesona Budaya Tua Buton, Kabupaten Buton

15. Kategori Destinasi Kreatif

  1. Pulau Dua, Kabupaten Aceh Selatan
  2. Agrowisata Tanjung Saksi, Kabupaten Lahat
  3. Taman Bunga Anugerah Kota Bengkulu

16. Kategori Destinasi Unik

  1. Pulau Awololong, Kabupaten Lembata
  2. Lakuya, Kabupaten Kolaka
  3. Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa

17. Kategori Destinasi Baru

  1. Pantai Syota, Kabupaten Maluku Barat Daya
  2. Desa Pasir Panjang, Kotawaringin Barat
  3. Ayek Pacar, Kabupaten Lahat


18. Kategori Surga Tersembunyi

  1. Nangak Lok, Kabupaten Manggarai Timur
  2. Terujak Falls, Kabupaten Aceh Timur
  3. Danau Ulak Lia, Kabupaten Musi Banyuasin

Bersama Founder, Chairman, dan Ambassador Anugerah Pesona Indonesia.

Selamat juga untuk Juara Favorit yang memperoleh voting tertinggi, yaitu Pesona Pesisi Timur Aceh, Kota Langsa dan Juara Umum yang memperoleh penghargaan terbanyak, kembali dinobatkan kepada  Provinsi Aceh. 

Semoga apresiasi ini dapat menjadi semangat untuk memajukkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sampai jumpa pada Malam Anugerah Pesona Indonesia 2023 di Ambon, Maluku. Salam Pesona Indonesia!

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

1 komentar:

Mengenal Pala Negeri Fakfak Papua Barat dan Produk Olahannya

Buah Pala Negeri Fakfak Papua Barat.

Selamat datang di Kota Pala, Fakfak Papua Barat! 


Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Kota Pala Fakfak. Perjalanan dari Sorong ke Fakfak ditempuh dalam waktu 50 menit menggunakan pesawat ATR. Kami mendarat di Bandara Torea yang ternyata memiliki runway pesawat ekstrem dan pendek. Fakfak merupakan kabupaten tertua di Papua, yang juga menjadi kota terdingin di Papua Barat. Kondisi geografisnya berbukit-bukit seperti di Busan Korea atau Hongkong katanya. Tapi kontur seperti ini yang juga membuat Buah Pala tumbuh baik di sini. 

Pala Fakfak disebut juga Pala Negeri, masyarakat lokal menyebutnya dengan Hanggi. Pala Negeri merupakan komoditas unggulan yang ada di sana. Ternyata selain di Banda Neira, Pala juga tumbuh baik di Fakfak. Tentu ada pembeda antara Pala Negeri dan Pala Banda. Katanya penyebaran biji pala di Fakfak ini disebarkan secara alami oleh burung pemakan pala bernama Julang Papua/Rangkong Papua. 


Buah Pala Negeri terlihat lebih besar dan lonjong, sedangkan buah Pala Banda terlihat lebih kecil dan bulat. Sekilas saya mengiranya seperti buah kemang atau matoa. Namun pada bagian dalamnya tetap sama yaitu memiliki buah, biji, dan fuli berwarna merah. Pala Negeri bisa dipanen saat buah terlihat berbintik. Kami diminta hati-hati saat memegang bagian tangkai pala yang ada getahnya karena jika terkena baju, akan timbul noda dan tidak bisa hilang.

Jika di Banda Neira aku melihat Pohon Pala memiliki pohon pelindung yaitu Pohon Kenari, saat di Fakfak aku melihat Pohon Pala Negeri berdiri sendiri dengan ukuran yang cukup tinggi. Bahkan menjadi pohon pelindung bagi tanaman di sekitarnya. Om Ekel berkata bahwa beliau memiliki Pohon Pala yang usianya sekitar 300 tahun dengan diameter pohon yang dapat dipeluk oleh tiga orang dewasa. Kebayang gak tuh besarnya?

Om Ekel sedang memetik Buah Pala Negeri.
Buah Pala Negeri yang sudah berbintik, siap untuk dikeringkan.

Buah Pala masih menjadi primadona hingga kini. Sebagian besar wilayah Kabupaten Fakfak merupakan hutan pala. Pala Negeri adalah Anugerah, setahun bisa mencapai tiga kali masa panen. Pamor Pala Negeri bahkan membuatnya menjadi ikon logo daerah Kabupaten Fakfak.

Buah Pala diambil menggunakan alat panjang terbuat dari bambu air yang disebut dengan hangkan dalam bahasa Fakfak. Semua bagian buah dapat dimanfaatkan. Untuk memisahkan kulit dan buahnya, om Ekel membelahnya sesuai garis yang ada pada buah pala. Setelah dikeringkan, buah pala bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

Biji pala dapat diolah menjadi bumbu masakan, minyak wangi, dan bahan pengawet. Bunga pala atau fuli yang berwarna merah dapat digunakan untuk bumbu masakan dan bahan kosmetik. Sedangkan daging buahnya bisa diolah menjadi sirup, sari buah, manisan, dan kecap.

Bersama om Ekel di Kebun Pala.

Beberapa hasil olahan Buah Pala Negeri juga masuk dalam Nominasi Anugerah Pesona Indonesia tahun ini, yaitu Parfum Rempah Myristica Botanica untuk kategori Cenderamata dan Sari Buah Pala untuk kategori Minuman Tradisional. Semua produk diinisiasi dan dibuat oleh masyarakat lokal Fakfak.

Dukung produk wisata dari Fakfak dengan cara SMS ketik API 6H (untuk Parfum Rempah - Kategori Cenderamata) dan ketik API 2H (untuk Sari Buah Pala - Kategori Minuman Tradisional) lalu kirim ke 99386. 
Nominasi API Award 2022 dari Kabupaten Fakfak.
Oleh-oleh dari Fakfak. Beberapa diantaranya hasil olahan buah pala.

Pala Negeri memiliki potensi ekonomi yang besar sebagai produk unggulan. Jika berkunjung ke Negeri Pala Fakfak, jangan lupa menikmati hasil olahan Pala Negeri ya. Yuk kita dukung produk lokal dari Fakfak Papua Barat.

Updated:
  • Sari Buah Pala menjadi Juara 2 API Award 2022 kategori Minuman Tradisional
  • Parfum Rempah Myristica Botanica menjadi Juara 2 API Award 2022 kategori Cenderamata
  • Pala Negeri featured on National Geographic Indonesia. (link)

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar:

Weekend dengan Scarlett Herbalism Mugwort Mask

Weekend enaknya ngapain ya?

Kalo lagi gak kemana-mana, aku suka me time aja di rumah. Biasanya aku menghabiskan waktu dengan nonton drama Korea, olahraga, makan makanan favorit, dan ngopi. Buat ambivert kaya aku gini, weekend jadi waktu untuk recharge energi dan merawat diri. Weekend juga waktunya untuk eksfoliasi kulit muka, dengan Herbalism Mugwort Mask dari Scarlett.

Duo andalan masker Scarlett.

Eksfoliasi itu berguna untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan sel kulit mati. Salah satu cara dengan maskeran. Rutinitas eksfoliasi kulakukan seminggu sekali. Biasanya kupakai saat malam hari sebelum tidur. Selain untuk merawat dan menutrisi kulit, ritual maskeran ini juga jadi bentuk relaksasi setelah seminggu beraktivitas. 

Herbalism Mugwort Mask mengandung bahan Niaciamide, Mugwort Extract, Green Tea Powder, Glutathione, Bamboo Charcoal, dan Chlorophyllin. Bahan-bahan tersebut dapat membantu menyamarkan noda gelap pada kulit, membantu merawat kulit berjerawat, hingga mencerahkan kulit. Nah! Pas banget karena aku mukaku lagi ada bekas jerawat, jadi kali ini aku pakai Herbalism Mugwort Mask.

Herbalism Mugwort Mask (BPOM RI NA 18210201219).

Kemasannya berupa jar bulat sebesar 100 gram, didominasi warna hijau toska dan putih. Dilengkapi dengan box sehingga produk lebih aman. Didalamnya sudah terdapat spatula kecil berwarna putih yang dapat kita gunakan untuk mengaplikasikan masker. Produk ini sudah teregistrasi di BPOM, bebas merkuri, dan hydroquinone. Kita bisa cek keaslian produknya pada barcode yang tertera pada kotak kemasan.

Menurutku teksturnya Herbalism Mugwort Mask ini lembut dan seperti ada butiran-butiran scrub halus saat digunakan, tapi sama sekali gak mengganggu di wajahku. Herbalism Mugwort Mask juga bisa dipakai untuk usia mulai 13 tahun, aman untuk ibu hamil dan menyusui. Tapi dianjurkan setelah melewati trimester kedua dan konsultasi dengan dokter kandungan masing-masing dulu ya.

The Power Ingredients Herbalism Mugwort Mask:
  • Niacinamide, membantu menyamarkan noda gelap pada wajah.
  • Mugwort Extract, membantu menyejukkan kulit.
  • Green Tea Powder, membantu merawat kulit berjerawat.
  • Glutathione, membantu mencerahkan kulit.
  • Bamboo Charcoal, membantu mengangkat sel kulit mati
  • Chlorophyllin, membantu melawan bakteri penyebab jerawat.

Self pamper dengan Scarlett Herbalism Mugwort Mask

Cara penggunaannya juga gampang banget:
  1. Ambil masker dengan mini spatula yang tersedia.
  2. Ratakan masker ke seluruh wajah, diamkan selama 15-20 menit.
  3. Bilas hingga bersih.
Aseli setelah maskeran pake Herbalism Mugwort Mask, kulit terasa lebih halus dan segar! Setelah itu, aku lanjut dengan pemakaian rangkaian Acne Series Scarlett. Fun fact, setelah aku bangun pagi, pak suami ngelus muka aku dan bilang, "halus bener". Haha.

Seriously Soothing & Hydrating Gel Mask (BPOM RI NA 18210201153).

Untuk permasalahan kulit yang cenderung kering dan sensitif, kamu bisa menggunakan Seriously Soothing & Hydrating Gel Mask. Bentuk dan ukurannya sama yaitu 100 gram. Kemasan didominasi warna putih dan merah muda, juga dilengkapi mini spatula. Teksturnya seperti gel dengan warna jingga kecokelatan transparan, dan ada tekstur seperti serpihan butiran gitu.

Seriously Soothing & Hydrating Gel Mask mengandung bahan Niacinamide, Vitamin C, Grape Fruit Water, Gingseng Extract, Centella Asiatica, Rose Flower, Allantoin, dan Seven Berry Extract (blackberry, blackcurrant, blueberry, raspberry, cranberry, acaiberry, strawberry). Bahan-bahan yang dapat menghidrasi kulit dan menyejukkan kulit. Wow banyak banget yah varian berry-nya!

The Power Ingredients Seriously Soothing & Hydrating Gel Mask:
  • Niacinamide, membantu menyamarkan noda gelap pada wajah.
  • Vitamin C, membantu meratakan warna kulit.
  • Centella Asiatica, membantu menyejukkan kulit yang teriritasi ringan.
  • Grape Water, membantu menghidrasi kulit.
  • Ginseng Extract, membantu merawat kekencangan kulit.
  • Allantoin, membantu menyejukkan kulit yang teriritasi ringan.
Jadi, kamu tertarik mau coba yang mana? Herbalism Mugwort Mask dan Seriously Soothing & Hydrating Gel Mask dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau sebesar Rp75.000. Kamu bisa membelinya di sini https://linktr.ee/scarlett_whitening. Selamat mencoba!
__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar:

Perjuangkan RUU Masyarakat Adat Jaga Hutan Indonesia

Foto bersama Masyarakat Adat dari Suku Batak, Suku Osing, dan Suku Beribe.

Tak terasa, sudah lewat setengah tahun ini kita jalani. Bulan Agustus terasa istimewa karena kita merayakan beberapa hari penting. Selain merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-77 tanggal 17 Agustus, kita juga merayakan Hari Hutan Indonesia tanggal 8 Agustus dan Hari Masyarakat Adat Sedunia tanggal 9 Agustus lho!

Rasanya ini momentum yang pas untuk tetap mengobarkan semangat perjuangan di era globalisasi dan modernisasi. Perjuangan kita belum selesai untuk menjaga hutan, memberi dukungan dan mendorong pemerintah mengesahkan Rencana Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat. 

Indonesia tak sekadar kaya akan keanekaragaman hayati, tapi juga alam yang mempesona, dan beragam suku, tradisi budaya yang melekat sebagai identitas. Hal tersebut tentu tak terlepas dari Masyarakat Adat yang menjaga alam dan menjunjung tinggi warisan nilai leluhur. Suku adalah bagian dari masyarakat adat dan Indonesia memiliki banyak sekali suku dari berbagai daerah. Sebut saja ada Suku Dayak, Suku Tengger, Suku Sasak, Suku Osing, Suku Asmat, dan masih banyak lagi!

Masyarakat Adat Jaga Hutan


Masyarakat adat merupakan kelompok masyarakat yang menempati wilayah turun-temurun, memiliki wilayah adat yang mengikat, pengurus adat, dan pastinya ada hukum adat yang berlaku dan dihormati. Hukum adat yang berlaku untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem.

Masyarakat adat memiliki hubungan kuat dengan alam. Mereka mengambil secukupnya agar kelak anak cucu masih bisa menikmatinya. Terlebih lagi karena mereka menganggap hutan juga sebagai tempat leluhur yang harus dihormati. 

Ciri-ciri Masyarakat Adat.

Salah satu Hutan Adat yang ada di Indonesia yaitu Hutan Adat Depati Karo Jaya Tuo yang terletak di Kabupaten Merangin, Desa Rantau Kermas Jambi. Pengelolaan hutan ini berdasarkan Hukum Adat. Masyarakat tidak boleh menebang pohon atau membuka lahan sembarangan. Jika melanggar akan dikenakan hukum adat. 

Mereka memiliki Tanah Ajum yang digunakan untuk berkebun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti kebun kopi, kulit manis, kentang, cabe, dan jahe. Selain itu juga ada Tanah Arah yang digunakan untuk pemukiman. 


Ini pengalamanku waktu berkunjung ke Kampung Adat Lewokluok dan menggunakan pakaian adatnya. Atasannya disebut Baju Senui dan kain tenun bawahnya disebut Keriot Kinge. Ditenun langsung oleh para perempuan Lewokluok dari serat pohon kapas yang ada di sana. Kinge merupakan sebutan untuk kerang yang ditenun di pakaian itu, melambangkan bintang sebagai petunjuk waktu. Hebatnya masyarakat adat dapat menentukan waktu dari alam semesta.

Pakaiannya berwarna hitam dan merah melambangkan keberanian, karena setiap masyarakat Lewokluok akan berjuang walau sampai mati untuk mempertahankan tanahnya. Begitu dalam filosofi dari pakaian adat Lewokluok. Selain itu, makanan yang tersedia di sana juga diambil dari alam. Masyarakat adat menjaga tanahnya dengea mengelolanya secara arif. Ambil secukupnya dan tidak untuk dieksploitasi. Mereka memiliki hubungan kuat dengan adat, tradisi, dan alam. 

Peran Masyarakat Adat 


Masyarakat adat mengelola sumber daya alam dengan arif dan bijaksana. Keberadaannya sangat dekat dengan alam, perannya menjadi garda terdepan menjaga hutan. Bahkan mereka rela mengorbankan diri untuk melindungi wilayah adatnya.

  • Ritual Adat untuk Menjaga Lingkungan
Menurut saya, hebatnya masyarakat adat adalah mereka memiliki kearifan lokal untuk melestarikan alam. Misalnya dengan ritual adat atau festival adat yang dilaksanakan dalam waktu tertentu. Waktu mengikuti Festival Lewetaka di Banda Neira, saya menyaksikan Ritual Kasi Makan Negeri yang dilakukan masyarakat adat. Hal itu dipercaya sebagai ungkapan syukur atas hasil alam yang memenuhi kehidupan dan memohon berkat untuk kelangsungan hidup.


Dalam ritual tersebut, tetua adat membawa tampa siri yang cara pembuatannya dilakukan berdasarkan adat dan bahan-bahannya juga berasal dari alam. Di Maluku juga mereka mengenal Sasi, yaitu tidak mengambil komoditi sumber daya alam dalam waktu terntu untuk menjaga kelestarian dan keseimbangannya. Jika kamu pernah mendengar Festival Ulat Sagu di Papua, itu juga salah satu festival yang dilaksanakan agar eksistensi masyarakat dan hutan tetap terjaga. 

  • Masyarakat Adat Seniman Sejati
Masyarakat Utik yang tinggal di Sungai Panjang Iban masih bergantung dengan alam. Mereka menenun dan menghasilkan produk tenun kain dan tas. Tenun yang dihasilkan berupa motif yang rapi, penuh makna, dari benang per benang tanpa catatan desain. Saya takjub dengan keahlian masyarakat adat yang sangat kreatif. Saya juga pernah melihat sendiri para perempuan menenun Desa Suku Sade di Lombok. Saya mencobanya dan itu sulit!

  • Perempuan Adat 
Peran masyarakat adat juga tak terlepas dari Perempuan Adat yang memiliki peran penting. Para perempuan menjaga ketahanan pangan keluarga, untuk memberi makan dan obat. Termasuk aktivitas berladang yang dilakukan perempuan untuk menghasilkan bahan pangan. Bisa jadi, bahan makanan yang kita olah dan santap sekarang merupakan hasil dari peran perempuan adat. Saat di Hutan Perempuan, perempuan memiliki peran untuk menjaga hutan karena hanya kaum hawa yang bisa masuk ke dalamnya untuk mengambil bahan pangan, seperti kerang, udang, dan kepiting bakau. 

Ancaman Masyarakat Adat


Masalah besar Masyarakat Adat kini adalah perampasan wilayah adat. Hutan ditebang untuk eksploitasi. Tanpa ada izin atau musyawarah sebelumnya. Padahal bagi mereka, hutan bagai supermarket yang memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan kita juga lho! 

Saat ini contohnya ada pembangunan waduk di Nagekeo, Kabupaten Ngada di Nusa Tenggara Timur. Lokasi pembangunan waduk mengambil tempat pemukiman, perladangan, dan kuburan leluhur mereka. Walaupun sudah diberikan alternatif, namun suara mereka tetap menjadi minoritas. 
"Jika wilayah adat habis, maka masyarakat adat juga habis (tidak ada lagi). Tidak bisa lagi hanya memperjuangkan tari-tarian dan musik saja, tanpa memperjuangkan hak atas wilayah masyarakat adat.", Mina Susana Setra, Deputi IV Sekjen Sosial dan Budaya. Aliansi Masyarakat Adat (AMAN).
Tahu kah kamu kalau Rencana Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat sudah dicanangkan sejak tahun 2010 tapi sampai sekarang belum disahkan?! Padahal mereka berhak mendapatkan jaminan hukum. Di Negara Asia, Undang-undang tentang Masyarakat Adat sudah ada di Filipina. 

Tantangan lain adalah masuknya modernisasi yang terjadi, anak-anak mulai mengenal gadget, dan rasa ketidakpedulian. Maka penting juga untuk memanfaatkan teknologi untuk menyuarakan informasi positif tentang masyarakat adat. Kehidupan mereka akan terancam jika tidak dilindungi. Oleh karena itu, penting untuk mendorong pemerintah segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat.

Menyuarakan Dukungan untuk Masyarakat Adat 


Gerakan Pulang Kampung diinisiasi oleh anak-anak muda, Barisan Pemuda AMAN Nusantara untuk memanggil anak muda di kota untuk kembali 'pulang kampung' membangun dan melindungi wilayah adatnya. Beberapa hal yang dilakukan antara lain mendirikan sekolah adat. Saat ini sudah ada 86 sekolah adat di seluruh Indonesia. 

Selain itu juga ada konservasi berbasis pertanian organik dengan membuat kebun menjadi ekowisata dan agrowisata, membanggun sanggar budaya di komunitas, smartphone movement, dan pendokumentasian data komunitas adat.


Kita juga bisa menyuarakan dukungan untuk masyarakat adat dengan membeli, memakai, dan mengonsumsi hasil produk lokal masyarakat adat. Senangnya waktu acara zoominar bersama Eco Blogger Squad dan AMAN beberapa waktu lalu, aku memperoleh produk lokal hasil non kayu, salah satunya Kopi Serampas. Kopi Serampas merupakan komoditi lokal Hutan Adat Depati Karo Jaya Tuo yang aku ceritakan diatas.

Peran anak muda sangat penting untuk terus menyuarakan dukungan untuk #SahkanRUUMasyarakatAdat. Dengan memanfaatkan media sosial, kita bangun narasi positif tentang masyarakat adat, dari segi kuliner, busana, budaya, dan lainnya dan kaitkan dukunhan untuk mendorong pemerintah mengesahkan RUU Masyarakat Adat. Mari perjuangkan RUU Masyarakat Adat Jaga Hutan Indonesia!
__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: