Silaturahmi Tetap Asik Walaupun Tidak Mudik

Tak terasa sebentar lagi kita memasuki Bulan Ramadan. Tak sabar juga rasanya untuk mudik atau liburan bersama keluarga tercinta. Walaupun aku gak ikutan mudik, aku tetap ikut merasakan euforia lebaran di rumah. Apalagi dulu kalau Asisten Rumah Tangga (ART) pulang kampung alias mudik, aku selalu menantikannya kembali ke rumah karena Mba Sum (begitu aku memanggilnya) selalu membawa makanan oleh-oleh khas daerahnya dari Pacitan. Namun tahun ini, karena maraknya Virus Corona, Mba Sum akhirnya tak mudik.


Tunda Mudik Tahun Ini!

Siapa yang menyangka, saat Indonesia terkena Virus Covid-19 yang pada awalnya hanya 2 orang, saat saya menulis ini, jumlah kasus Virus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 2.000 kasus! Masalah ini bukan hanya masalah satu negara saja, karena WHO sudah menetapkan status pandemi  (wabah penyakit global) untuk Virus Covid-19. Masa darurat virus Corona di Indonesia juga diperpanjang hingga akhir Mei 2020, yang artinya melewati masa lebaran.

Ciri-ciri dan Bahaya Virus Corona.
Tradisi mudik dalam rangka lebaran menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Tapi dalam kondisi seperti ini, kesabaran dan toleransi kita diuji. Himbauan dan keputusan untuk tidak mudik dan tidak piknik rasanya lebih baik demi kebaikan kita bersama termasuk demi kesehatan orang tua dan keluarga di kampung halaman. Loh kenapa?

1. Social dan Physical Distancing
Kita harus menjauhi kerumunan untuk sementara waktu (Social dan Physical Distancing) karena Virus Covid-19 bisa menyerang siapa saja, dimana saja, dan kapan saja melalui kontak fisik. Masyarakat dihimbau untuk menjaga jarak satu sama lain, setidaknya dua meter, dan hal tersebut sulit dilakukan terutama masyarakat yang mudik dengan transportasi umum. Saat dalam perjalanan, baik menggunakan transportasi darat, laut, maupun udara, secara sadar atau tidak, kita bisa saja tertular virus Covid-19 karena banyak orang dalam suatu tempat.

2. Penyebaran Virus Covid-19 Terus Meningkat
WHO menyatakan 8 dari 10 orang yang positif Virus Covid-19 tidak merasakan gejala apa-apa. Tidak mudik bisa mencegah penyebaran Virus Covid-19 yang terus meningkat dari hari ke hari. Jika mudik, kita berpotensi menjadi pembawa virus (carrier) walaupun kita terlihat sehat-sehat saja. Bahkan Virus Covid-19 dapat menular melalui barang-barang yang kita bawa. Oleh karena itu penting untuk mencuci tangan dengan bersih, menggunakan masker, dan menyemprotkan disinfektan pada benda mati dalam upaya mengurangi penyebaran Virus Covid-19. Gak mau kan bawa oleh-oleh virus membahayakan ke kampung halaman?

3. Karantina Satu Bulan!
Seseorang yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) adalah yang bepergian atau berasal dari negara atau kota lain yang merupakan pusat penyebaran Virus Covid-19. Jakarta sudah memasuki zona merah Virus Covid-19. ODP harus dikarantina selama 14 hari dan setelah kembali ke perantauan harus karantina lagi 14 hari. Total karantina satu bulan lamanya! Bukankah jadi percuma jadinya jika ingin mudik jadinya malah diisolasi?

4. Menularkan Penyakit ke Kampung Halaman
Kita berpotensi menularkan Virus Covid-19 kepada keluarga yang lanjut usia, karena orang tua lebih rentan terkena virus ini. Bahkan bukan hanya keluarga, tapi juga berdampak satu kampung halaman. Belum lagi, jika terinfeksi fasilitas kesehatan di daerah belum tentu memadai. Rencana mudik yang mau bersenang-senang bersama keluarga malah bikin repot.

Lalu, ngapain dong #diRumahAja?

Presiden Jokowi sudah menghimbau berbagai kegiatan sebisa mungkin dilakukan di rumah, seperti bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Segala upaya dilakukan untuk menurunkan jumlah kasus Virus Corona di Indonesia. Aku percaya selalu ada hikmah dari setiap kejadian yang ada. Saat di rumah aja, aku berpikir bahwa Virus Corona membuat kita lebih menghargai waktu, kesehatan, dan pertemuan. Virus Corona membuat kita lebih sadar kebersihan, memberi pelajaran untuk tidak serakah, dan mengajarkan kita untuk saling berbagi.
 

Bagi beberapa teman-teman yang introvert mungkin sudah lebih terbiasa dengan himbauan ini, namun bagi teman-teman yang ekstrovert, pasti rasanya agak gak betah ya di rumah aja. Tapi sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan kok walaupun di rumah aja. Misalnya: menonton film, membaca buku, memasak, dan olahraga. Lakukan kegiatan apa saja yang membuat kamu sehat dan bahagia!


Jangan bosan di rumah aja, karena kebosanan dan keadaan kita di rumah, mungkin adalah keinginan  dan kerinduan teman-teman yang gak bisa Work From Home (WFH) atau orang-orang yang selalu ada di garda terdepan seperti tenaga medis. Akupun punya sederet daftar tempat piknik yang ingin sekali didatangi. Aku juga sudah kangen jalan-jalan, tapi aku gak mau jalan-jalan sama Virus Covid-19. Jadi, mari kita bersabar supaya virus ini gak menyebar.


Silaturahmi Tetap Asik Meski Tidak Mudik

Menjaga jarak tak berarti terpisah. Bukti sayang keluarga saat ini adalah dengan Tidak Mudik dan Tidak Piknik karena kesehatan dan keluarga adalah harta yang paling berharga. Tapi tidak mudik bukan berarti tidak berkomunikasi dengan keluarga. Kita masih bisa memanfaatkan teknologi masa kini seperti; video call dan aplikasi zoom untuk melepas rindu, betul?
Kehadiran teknologi di zaman milenial setidaknya membantu kami melepas rindu lewat tatap layar kaca. Walaupun tak bertemu secara fisik, tapi doaku selalu ada untuk mereka. Menahan rindu memang berat, tapi jauh lebih penting melindungi kesehatan orang-orang tersayang. Liburan lebaran tahun ini, rasanya bukan momen yang pas untuk mudik atau piknik. Mari kita saling berdoa dan menguatkan agar keadaan kembali seperti sedia kala. 
Jauh di mata dekat di hati.
Small act, Big impact! Kita harus bekerjasama dan saling menolong untuk Indonesia pulih. Setiap kita berkontribusi agar rantai Corona terputus dan pandemi ini cepat berakhir. Stay healthy, stay at home, and stay productive! Yuk di Rumah Aja!


...

Keep in Touch
Thanks for reading!

1 komentar: