Life After Resign with INSTO DRY EYES


Mata adalah jendela dunia! Setiap hari, mataku bekerja untuk menikmati semesta dan menciptakan karya. Hari-hariku tak lepas dari bagaimana indera penglihatanku bertemu dengan berbagai objek yang abstrak dan tak kasat mata. Tak terasa juga sudah 5,9 tahun aku menjadi buruh korporat di sebuah agensi desain. Setidaknya minimal 8 jam dalam ruangan ber-AC, membuat mata pegal menatap layar monitor.

Namun setelah menikah dan memulai lembaran baru, akhirnya aku resign juga dari kantor tersebut. Aku tetap melanjutkan hidup sesuai passion-ku dan berbagi pengalaman melalui media sosial. Tak sedikit kerabat bertanya apa yang aku lakukan setelah keluar dari kantor? Daripada penasaran, yuk simak kegiatanku sehari-hari!

Masak
Aku memiliki peran baru sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain mengurus rumah dan suami, hal yang aku lakukan setiap hari adalah memasak. Iya, aku meyiapkan sarapan, makan siang hingga makan malam. Walaupun masih pemula, berbagai menu masakan aku coba supaya tidak membosankan.


Tapi beberapa bahan-bahan masakan memang bisa membuat mata perih, contohya; bawang merah dan bawang bombay. Ketika aku membuat menu sambal matah, aku menitikan air mata saat memotong bawang-bawang itu. Bahkan ketika hendak tidurpun, mataku masih berair dan terasa perih sekali. Nah, biasanya aku kompres mataku dengan air dingin dan memberi obat tetes INSTO REGULAR agar mataku lebih membaik.

Traveling 
Biarpun sudah menyandang titel baru sebagai Ibu Rumah Tangga, aku tak bisa terlepas dari traveling. Aku rasa semua orang membutuhkannya untuk mengembalikan energi saat bekerja. Aku mendapat banyak pengalaman dari alam, dari tempat, dan dari orang-orang yang tidak aku kenal sebelumnya. Hal itu sungguh menyenangkan bagiku. Kamu juga harus menemukan kesenanganmu agar tetap bisa menikmati hidup ini. Bagiku mendaki gunung adalah salah satunya.


Beberapa karakteristik gunung memiliki debu yang sangat banyak. Wajib hukumnya mengenakan masker mulut dan kacamata untuk menangkal debu. Tapi kacamatapun tidak cukup, karena debu-debu berterbangan masuk ke mata melalui sisi lainnya. Alhasil mataku jadi cepat kelilipan dan membuat mataku jadi merah. Bahkan salah satu temanku matanya terlihat merah sekali karena terkena debu. Sejak itu penting sekali bagiku, membawa obat tetes mata INSTO REGULAR ketika naik gunung, untuk meredakan iritasi pada mataku.

Blogging
Setelah resign dari kantor, bukan berarti aku tidak bekerja. Aku tetap bekerja dari rumah, bekerja untuk menulis review produk atau tempat, serta cerita perjalananku di blog dan sosial media. Pekerjaanku saat inipun tak lepas dari layar komputer dan ponsel yang membuat mata lelah seharian. Oleh karena itu, aku selalu sedia obat tetes mata INSTO DRY EYES di meja kerjaku. Terlalu lama menatap dan bekerja didepan layar monitor menjadi salah satu faktor mata kering lho! 


Memang pada dasarnya metabolisme tubuhku ini kering, termasuk bagian mata. Tanpa disadari aktivitas sehari-hari menimbulkan gejala mata kering. Apalagi sebagai generasi milenial yang mengikuti perkembangan global melalui media sosial, indera penglihatan kerap kali tak bisa lepas dari layar gadget sehingga membuat mata sepet, pegal, dan perih.


Jika mengalami hal demikian, jangan abaikan gejala mata kering lho karena kalau tidak segera ditangani, mata bisa jadi iritasi. Untuk mengatasinya, jangan lupa istirahatkan mata sejenak dan gunakan obat tetes mata INSTO agar mata dapat bekerja kembali dengan optimal. Kenapa harus INSTO ?


Bagiku merawat kesehatan mata itu sangat penting. Aku merasa gak nyaman melakukan berbagai hal jika mataku bermasalah. Hal itu membuatku tidak maksimal mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, aku selalu sedia INSTO REGULAR dan INSTO DRY EYES di rumah dan membawanya saat bepergian. 

Bye mata kering! Dengan mata yang sehat, aku bisa melihat dunia dan meraih mimpiku!

_____

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar:

Blackbird Hotel Lembang | Hotel Instagramable Bandung


Sudah lama kami merencanakan berlibur di Lembang, Bandung. Terakhir ke Lembang waktu Will melamar aku di Lisung The Dago Boutique Resto. Kami menikmati landskap kota Bandung sambil menikmati jamuan makan malam sederhana. Bandung juga menjadi tempat pertama aku berlibur bersama Will dan teman-teman. Jadi memang selalu ada alasan untuk kembali ke Bandung untuk mengenang momen indah. Oke, balik lagi ke topik sebelum pembaca pada baper. Haha.

Setelah membuat beberapa daftar tempat yang akan kami kunjungi, kami memutuskan untuk mencari penginapan di Lembang. Kami menginap di Hotel Blackbird LembangTidak seperti hotel pada umumnya yang memiliki bangunan tinggi, Blackbird Hotel hanya memiliki 3 lantai ; lantai dasar, lantai satu, dan dua. Kalau dilihat dari depan, bangunan lobby tampak sangat minimalis. Tapi ketika pegawai hotel mengantarkan kami ke kamar, ternyata luas juga lho! 

Lobby Blackbird Hotel Lembang

Dari depan terlihat sepi, tapi begitu masuk kedalam; ada kafe, kolam renang, dan taman. Namun hotel ini tidak menyediakan lift, sehingga menurutku lebih mudah membawa tas ransel. Tapi tenang aja, karena ada bell boy yang akan membantu membawa barang kita.

Perjalanan menuju kamar agak jauh, kecuali kamu memesan kamar dengan tipe tertentu. Tidak masalah bagiku karena kami dikelilingin pemandangan yang indah. Kami juga disuguhkan welcome drink berupa jus jeruk dan jambu yang sangat menyegarkan. 

Our Small Room

Ada tiga tipe kamar disini yaitu; Small, Medium, dan Large. Aku dan Will memilih tipe Small Room karena menurut kami, kamar tersebut juga sudah cukup bagus dan tidak terlalu sempit. Desain kamar bergaya minimalis dan industrial, dilengkapi dengan sedikit ruang outdoor. Aku juga suka desain kamar mandinya, walaupun tak begitu besar tapi didesain dengan modern, hanya saja ada sedikit bercak pada bagian pintu kayunya. Kamar mandi juga dilengkapi dengan heater air panas dan toiletriesTapi untuk sabun dan shampoo tidak gak ada versi travel size.

Fasilitas Kamar Black Bird Hotel

Gak heran kalau Hotel Blackbird instagramable dan nyaman, karena ternyata Hotel Blackbird masuk dalam Maja Group yang juga memiliki hotel lain yang juga menjadi bucketlistku seperti; Stevie G Hotel, Warung Jae, dan The House Tour Hotel. Hotel-hotel tersebut rasanya menjadi primadona kota Bandung karena arsitektur dan atmosfernya yang bikin betah.

Ada kolam renang dan taman.

Kamar kami turun ke lantai dasar.

Black Bird Hotel memiliki kafe bernama Sea Como Sea, yang juga dibuka untuk umum tanpa harus menginap. Kafe ini juga  digunakan untuk breakfast para tamu. Makanan disini juga cukup enak dan beragam mulai dari rasa lokal hingga western. Aku suka interior cafe open space seperti ini dan terlihat menyatu dengan alam. Kalian gak mungkin gak foto disini kan? Hehe

Sea Como Sea Cafe
Breakfast Time!
Pada hari pertama pertama, kami makan malam di Restoran Warung Pengkolan 3 yang hanya berjarak 10 menit berjalan kaki dari Hotel Black Bird. Kami juga melewati Alfamart dan Indomaret. Tempat yang cukup strategis. Restoran Sunda ini sudah memiliki beberapa cabang restorannya di Bandung.

Pada hari kedua, kami makan malam di Sugar & Cream. Salah satu restoran Maja House, yang hanya berjarak 5 menit saja berjalan kaki dari Hotel Black Bird. Kami menikmati menu western dan (lagi-lagi) sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung. 


Secara keseluruhan, menurutku Blackbird Hotel cukup terjangkau dari segi harga dan fasilitas. Tips aku jika menginap disini, bawalah pewangi ruangan atau setidaknya parfum, karena menurutku ketika masuk kamar agak lembab. Aku gak tahu apakah ini tipikal hotel di Lembang ya? Sebelumnya aku juga pernah menginap di Hotel Imah Seniman juga agak lembab.

Yuhuu! Can't wait for the next staycation

Happy staycation and happy holiday!

Blackbird Hotel Lembang
Lokasi Jl. Terusan Sersan Bajuri No. 9, Cihideung, Parongpong
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40559
Harga Rp438.000/night (Small Room - March 2019)



...

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar:

5 Fakta Unik Thailand

Sawasdee ka สวัสดีค่ะ


Menurut kalian, apa yang terkenal dari Thailand? Kalo aku sih langsung kepikiran jambu bangkok, soalnya kalau ke Pasar Baru, aku pasti beli jambu bangkok. Atau PO (pre-order) BKK yang biasanya suka banyak di online shop itu lho! Atau ya banci-banci Thailand yang lebih cantik dan sexy dariku. Haha

Waktu tiba di Bangkok pada malam hari, aku merasa suasananya seperti Jakarta. Banyak gerai-gerai makanan, toko kelontong, dan cukup macet. Tapi lain Thailand, lain Jakarta, aku tetap semangat bahas soal Thailand, karena tiap kota pasti ada keunikannya, setuju? Aaku punya lima fakta unik tentang Bangkok yang aku dengerin dari tour guide ku waktu itu. Check it out!



View this post on Instagram

Sawasdee Ka สวัสดีค่ะ Tahu gak sih kalo Thailand itu dijuluki negeri seribu Pagoda? Mayoritas penduduk Thailand beragam Budha, jadi gak heran ada banyak Wat (Candi) disana. Waktu ke Thailand akhir tahun lalu, aku mengunjungi Wat Arun. Salah satu candi terbesar dan terkenal di Thailand. Candi bernuansa putih dengan corak yang khas membuatku kagum. Dilihat pada pagi, siang, senja, dan malampun, Wat Arun tampak cantik. Tapi masih ada beberapa candi lainnya yang belum sempat aku kunjungi. Selain itu, aku juga mau mencoba kuliner dan kebudayaan khas Thailand lainnya yang sangat menarik hati. Selalu ada alasan untuk kembali ke Thailand. Apalagi kalau aku bisa pergi bareng @wisatathailand, @cosmopolitanfm, dan kak @uchiet pasti bakal jadi momen tak terlupakan. #kethailandyuk #luxperiencethailand #904SweetEscape #Pinktravelogue_Thailand
A post shared by ɪ ʀ ᴇ ɴ ᴇ ᴋ ᴏ ᴍ ᴀ ʟ ᴀ (@pinktravelogue) on

1. Bangkok Bukan Nama Asli
Waktu tour guide menjelaskan sejarah kota Thailand, dia bilang bahwa sebenarnya nama asli dari Bangkok adalah

Krung Threp Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayutthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Phiman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit. (Aku cari di internet lagi karena guide ngomongnya panjang dan cepet banget. Haha. Source : Kumparan).


Arti dari nama asli kota Bangkok itu adalah malaikat, kota besar yang abadi, kota megah dari sembilan permata, kursi raja, kota istana kerajaan, rumah jelmaan dewa, yang didirikan oleh Visvakarman atas perintah Indra.


2. King Birthday
King Birthday jatuh pada tanggal 5 Desember. Kebetulan tanggalnya bertepatan ketika aku liburan disana. Semua warga libur dan menggunakan pakaian berwarna kuning. Selain itu juga ada tradisi membagi-bagi makanan. Raja Thailand sangat dihormati karena beliau sangat baik, bijaksana, dan suka menolong. Gak heran kalau warga Thailand sangat mencintai belliau.

3. Lucky Color
Aku baru tahu bahwa penggunaan warna di Thailand diartikan sebagai simbol sebuah perayaan atau perasaan. Thailand memiliki warna keberuntungan setiap harinya dan dipercaya akan membawa nasib baik. Nah, untuk menyambut hari Senin dan menghormati Raja yang juga lahir pada hari Senin, warna keberuntungan warga Thailand pada hari Senin adalah warna kuning.

Kebetulan ketika tour guide ku menjelaskan warna keberuntungan, karena kala itu sedang hari Senin, dan banyak sekali warga Thailand menggunakan warna tersebut (termasuk tour guide ku). Ya, sepertinya baju kuning adalah baju wajib yang harus dimiliki setiap warga Thailand.

4. Gas for Transportation

Kalau di Indonesia, terkadang suka ada demo kenaikan harga BBM naik terus, justru sebagian transportasi di Thailand menggunakan BBG. Kata tour guide, harga BBM di Thailand mahal kira-kira sekitar Rp15.000-an per liternya, sedangkan harga BBG kira-kira 15 Bath atau setara dengan Rp6000-an per liternya.

Makanya ketika sedang mengisi bahan bakar, kami diminta turun dari mobil. Katanya sih takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (misalnya ; meledak). Mobil-mobil berbahan bakar gas juga dilarang parkir di gedung parkir.

5. Agama Budha
Tahu kan kalau Thailand salah satu julukan Thailand, terkenal dengan Negeri Seribu Pagoda? Hal itu dikarenakan 90% penduduk Thailand menganut agama Buddha Theravada. Agama Buddha didasarkan pada ajaran Siddharta Gautama, yang disebut sebagai Sang Buddha, yang artinya "yang tercerahkan". Gak heran juga kalau disana banyak Wat (candi). Candi-candi di Thailand pun juga cantik-cantik.

Btw, ada yang pernah ke Thailand juga? Sharing-sharing yuk!


...

Keep in Touch

Thanks for reading!

1 komentar: