A Taste of Kalimantan ; Kuliner Sintang Hadir di Jakarta

Kuliner nusantara sungguh sangat beragam. Bahkan belum semua pernah aku cicipi. Namun aku beruntung dapat merasakan salah satu kuliner nusantara dari Provinsi Kalimantan. Pada bulan Ramadan tahun ini, Kabupaten Lestari Sintang berkolaborasi dengan KAUM Restaurant Jakarta untuk menciptakan menu-menu spesial. Chef dan bartender diajak terjun langsung ke Sintang untuk melihat dan meracik sendiri bahan-bahan makanan dan minuman khas Sintang. 

Sintang berada di Kalimantan Barat. Tiga etnis besar yang hidup di Sintang adalah Melayu, Dayak, dan Tiongkok. Merekalah yang membentuk kebudayaan dan diwariskan melalui kearifan lokal, arsitektur, musik, kain tenun, dan masakan. Salah satu suku yang masih ada di Kalimantan, Suku Dayak di Sintang masih mengandalkan bahan-bahan alami di hutan untuk hidup. Sebenarnya gak cuma di Kalimantan saja, tapi banyak suku di Indonesia juga masih mengandalkan hasil hutan asli untuk bertahan hidup. 


Bahan-bahan asli dari Kabupaten Sintang
Menu spesial diracik dari bahan-bahan yang dibawa langsung dari Kabupaten Sintang. Ada Mentimun Sintang, Salak Hutan/Asam Aram, Asam Kandis, Daun Sengkubak, dan Terong Asam. Bahan alami yang menarik perhatianku adalah Daun Sengkubak. Daun ini digunakan sebagai pengganti micin alias MSG! Caranya tinggal direbus selama 3-4 jam, nanti rasanya akan gurih. Wow!



Kami disajikan Bajigur Kratom sebagai menu pembuka. Bajigur kratom terbuat dari jahe, kayu manis, cengkeh, kapulaga putih, serai, kayu secang, gula aren, dan daun kratom. Daun Kratom hanya ditemukan di Kalimantan, Malaysia, Papua, dan Thailand lho! Minuman ini membuat hangat tenggorokan dan sangat terasa rempah-rempahnya. Selain rasanya yang membuat mata melek, daun kratom juga bermanfaat sebagai obat anti nyeri dan penambah stamina.

Bajigur Kratom dan Daun Kratom
Sebagai menu buka puasa, kami disajikan beberapa menu kolaborasi Kabupaten Sintang dan KAUM Restaurant Jakarta. Kami sudah tak sabar mencoba kuliner lezat ini. Aku yakin, rasanya tak perlu diragukan lagi, karena KAUM Restaurant pernah meraih predikat "Michelin Guide Hong Kong & Macau 2017". Bahkan gerai pertama KAUM berlokasi di Hongkong. So, this is it...


Semua menunya enak sekali! Menu favoritku adalah ikan goreng kecombrang (yang lupa aku foto, saking terlalu menikmati semua menu ini) dan aneka sambal salai lais. Memang orang Indonesia itu tak bisa hidup tanpa sambal yah! Sambal salai lais yang disajikan ada tiga macam. Semuanya terbuat dari cabai, terasi, dan ikan lais, namun ada yang menggunakan kecombrang, pete, dan mangga. Maknyus! Lais adalah nama ikan yang hidup di Sungai Kapuas, Kalimantan. Jadi kebayang dong kalau sungainya tercemar, ikannya mati, kita gak bisa menikmati sambal enak ini lagi.



Sebagai makanan penutup Sarikaya Perenggi juga mencuri perhatianku. Sarikaya Perenggi adalah labu kuning yang dikukus dan diisi dengan custard lembut. Rasanya enak sekali dan meleleh di mulut. Selain itu, hal yang paling menarik adalah menu dessert ini bisa dihabiskan, termasuk labu kukus yang menjadi wadahnya, sehingga tidak menimbulkan sampah alias zerowaste

Dekorasi ruangan dengan Tenun Sintang
Baby Borneo membawakan alat musik Sape
Tak hanya menikmati sajian lezat menu kolaborasi Kabupaten Sintang dan Kaum Jakarta, kami juga disuguhkan dekorasi ruangan dengan Tenun Sintang yang sangat etnik dan cantik. Selain itu, ada penampilan apik dari Baby Borneo yang memainkan alat musik Sape khas Kalimantan Barat. Aku sungguh menikmati acara ini, lengkap dari segi kuliner dan budaya Sintang. 

Acara ini sungguh membuka mataku bahwa masih banyak masyarakat pedalaman yang bertahan hidup dari hasil hutan, seperti; mencari makanan dan obat-obatan. Namun jika hutan kita rusak dan tak terjaga, bukan hanya mereka yang tak bisa bertahan, kitapun juga tak bisa menikmati kuliner khas nusantara dengan bahan dasar alami.


Sumber : Borneo Channel
Aku juga baru tahu bahwa Sintang memiliki Gunung Batu yang bernama Gunung Kelam. Katanya Gunung Kelam merupakan gunung batu terbesar di dunia melebihi gunung batu Ayers Rock yang berada di Australia. Gunung Kelam disebut juga Bukit Kelam karena biasanya orang Kalimantan menyebut gunung dengan bukit raya. Karakteristik gunung di Kalimantan sebagian besar diisi oleh hutan.


Disana terdapat beberapa spesies tanaman langka seperti kantung semar dan anggrek hitam. Selain itu, Gunung Kelam juga menjadi rumah bagi spesies hewan seperti sarang burung walet, beruang madu, dan trenggiling. Untuk mendaki Gunung Kelam, sudah terdapat tangga. Sekilas, Gunung Kelam mirip seperti Gunung Parang yang pernah aku datangi di Purwakarta. Hanya saja, Gunung Parang menggunakan tangga besi yang ditanam di dinding tebing (via feratta).

Source : https://www.youtube.com/watch?v=1U45mSQcwFk
Pada Bulan Juli mendatang, Kabupaten Sintang mengadakan Festival Bukit Kelam (Kelam Tourism Festival) tepatnya pada tanggal 8-14 Juli 2019. Acara tahunan Festival Bukit Kelam menampilkan atraksi budaya dan seni seperti pertunjukkan permainan alat musik tradisional dan Gawai Dayak. Gawai Dayak adalah kegiatan ucapan syukur atas panen padi yang melimpah. Kegiatan ini menampilkan upacara tradisional otentik suku Dayak. Kita juga bisa merasakan pengalaman olahraga panjat tebing Bukit Kelam, olahraga senapan angin, lomba lari 10 km, bersepeda santai, dan masih banyak kegiatan lainnya. Informasi lebih lanjut, kunjungi Humas Kabupaten Sintang.

Oya, menu spesial kolaborasi Kabupaten Lestari Sintang dan KAUM Restaurant Jakarta masih ada hingga pertengahan bulan Juni nanti. Selamat menikmati!

...

Keep in Touch
Thanks for reading!

3 komentar: