Wisata Buton Tengah Negeri Seribu Gua

Buton Tengah ada dimana?  

Pertanyaan itu terlintas di benak beberapa teman yang penasaran. Buton Tengah terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, kita harus naik pesawat ATR menuju Baubau. Setelah itu menyeberang melalui jalur laut dari Pelabuhan Katinting menuju Pelabuhan Wamengkoli, lalu dilanjutkan perjalanan darat. 

Buton Tengah terkenal dengan sebutan Negeri Seribu Gua. Tak heran karena memang banyak gua yang unik dan eksotik di sini. Mulai dari gua kering, gua basah, bahkan ada gua yang lokasinya di bawah laut lho! Inilah beberapa gua yang aku kunjungi di Buton Tengah;

1. Gua Maobu


Gua pertama yang aku datangi ini lokasinya berada di Desa Lalibo, Mawasangka Tengah. Letaknya tak jauh dari pinggir jalan. Gua Maobu yang kami datangi tidak terlalu besar, namun memiliki air yang biru dan jernih, langsung membuatku terpukau! Kami datang sekitar jam 9 pagi, saat cahaya matahari masih menembus hingga kedalaman.

Kedalaman Gua Maobu bervariasi antara 4-8 meter. Anak-anak nampak tak ada beban meloncat dari tebing Gua Maobu. Akhirnya akupun mencobanya. Dari bawah kelihatan tak terlalu tinggi, tapi saat aku berdiri di pinggir tebing dan bersiap untuk cliff jumping, aku langsung bilang "Wah ternyata tinggi juga ya!"


Tak ingin berlama-lama di pinggir tebing, akhirnya aku loncat sambil berteriak kencang! Dalam hitungan detik, "Byuurr!!". Air Gua Maobu terasa segar dan tak terlalu dingin. Aku sarankan teman-teman bisa menggunakan sepatu pantai saat bermain di sini karena saat berada di pinggir tebing lumayan agak tajam seperti mulut netizen. Rasanya seperti menginjak bebatuan untuk refleksi kaki tapi supaya lebih aman dan nyaman lebih baik menggunakan sepatu pantai. 

Tak jauh dari Gua Maobu juga ada pantai, namanya Pantai Maobu. Sepenglihatanku, gak ada area pantai yang luas pada umumnya, jadi area pantai berpasir itu tak terlalu banyak, ombakpun tak besar. Tapi sudah ada gazebo dan tempat duduk untuk menikmati pantai. 


Oya, ternyata yang kami datangi ini adalah Gua Maobu Kecil. Kata seorang teman yang tinggal di Buton Tengah, masih ada Gua Maobu Besar. Lokasinya 50 meter dari jalan Maobu Kecil. Medannya lebih menantang karena harus turun sejauh 25 meter menggunakan tali vertikal. Dare to try?

2. Gua Koo


Berbeda dengan Gua Maobu, kami harus menuruni anak tangga untuk melihat Gua Koo. Gua Koo terletak di Desa Lantongau, Mawasangka Tengah. Koo artinya hutan, tak heran saat kami menuruni anak tangga, kami dikelilingi banyak pohon tinggi. Medannya cukup curam dan jarak antara satu anak tangga ke anak tangga lain juga tinggi, jadi harus ekstra hati-hati. 

Gua Koo, berbentuk seperti paru-paru. Foto: @leonard_c4me

Waktu terbaik ke sini saat pagi hari sehingga cahaya matahari menerangi gua berair ini. Saat kami datang, cuaca sedang hujan, jadi medan trekking agak licin dan tidak memungkinkan kami turun sampai bawah. Bagian yang menggunakan tangga cuma ada di awal, setelah itu rasanya beneran kaya trekking dalam hutan. 


Uniknya, pertama kali melihat Gua Koo, akupun langsung berpikir bentuknya seperti paru-paru. Sama seperti manfaatnya yang menjadi sumber kehidupan bagi warga Buteng. Gua berair semi vertikal ini memiliki air jernih berwarna biru. Kita tidak boleh berenang di sana karena selain dalamnya yang mencapai 30 meter, gua ini juga digunakan sebagai sumber mata air. 

Tiga tahun sekali ada upacara Katutuhanooe di Gua Koo untuk menghormati leluhur. Konon tradisi dilakukan agar Gua Koo tetap jernih dan bersih. Uniknya, di Gua Koo juga terdapat Stalagmit yang jika dipukul berbunyi lho! Kalau berkunjung ke sini, gunakan sepatu atau sendal gunung agar lebih nyaman.

3. Gua Kotaeono 


Walaupun harus trekking (lagi) melewati lorong batu yang agak sempit, ternyata view-nya cakep banget! Bukan di Filipina atau Thailand seperti kesan pertamaku, tapi ini di Indonesia! Tepatnya di Desa Rahia. Gua Kotaeono berbentuk seperti laguna yang diapit tebing kapur. Airnya jernih berwarna tosca dan uniknya aliran airnya juga nyambung ke laut di dekat sana. Terlihat beberapa orang berenang di sana dan kita juga bisa menyewa kapal kayu untuk berfoto. 


4. Gua Laumehe 


Perjalanan ke Gua Laumehe membutuhkan stamina yang tinggi. Dari depan, akses jalannya cuma terlihat rerumputan tinggi. Kami harus trekking (lagi dan lagi) untuk menuju Gua Laumehe. Perlahan kami masuk ke dalamnya. Gua Laumehe cukup besar, tinggi, dan dipenuhi stalaktit dan stalakmit yang masih aktif. 

Medan di dalam (agak) sulit dan harus menggunakan senter untuk masuk ke dalamnya. Ada kolam kecil yang terbentuk dari tetesan langit gua. Gua ini kayaknya panjang banget. Belum dipastikan panjangnya, tapi di dalamnya selalu ada lorong dan lorong lagi, seakan tidak ada habisnya. 
Gua Laumehe terletak di Desa Wantopi, Mawasangka Tengah. Jika dilihat dari peta, ternyata lokasinya tidak jauh dengan Danau Pasi Bungi, danau berbentuk hati dan terbesar di Buton Tengah. 


Perjalanan menuju Gua Laumehe sangat menguras keringat, semakin masuk ke dalamnya juga begitu. Akses dalam gua masih alami, maksudnya banyak bebatuan dengan ukuran beragam bahkan aku sempat wall climbing untuk melewati medan yang tegak lurus sembilan puluh derajat.

Selesai trekking dari gua ini keringatku netes gak habis-habis. Pantesan aja sudah Bang Sukli sudah wanti-wanti sedari turun dari mobil untuk bawa air minum yang banyak. Ternyata cukup bikin haus guys! Haha. Wisata Gua Laumehe masih dikembangkan agar akses dan perlengkapan caving lebih baik sehingga wisatawan lebih nyaman untuk menyusuri Gua Laumehe.

5. Gua Bidadari 


Gua Bidadari terletak di Desa Wadiabero, Kecamatan Gu. Untuk menuju gua ini, kami juga melewati semak-semak dan hutan terbuka. Tapi medannya masih tergolong tidak terlalu sulit. Hanya tanaman-tanaman yang menjulang tinggi. Mungkin sekitar 10-15 menit kami berjalan dari perkampungan warga. 

Jika datang tepat waktu antara dibawah jam 12 siang, kita masih bisa mendapatkan cahaya matahari yang masuk ke dalam lubang atas gua. Mungkin karena itu dinamakan Gua Bidadari karena terlihat secercah cahaya bagai bidadari turun dari langit. Uniknya lagi, ternyata di sini juga ada kolam kecil. Jadi bisa berenang atau main air di sana.


6. Gua Loba-loba


Berbeda dari gua-gua yang sudah kusebut diatas, Gua Loba-loba terletak di bawah laut. Berada di Desa One, Waara Lakudo, gua ini kedalamannya lebih dari 20 meter. Untuk itu, jika memiliki lisensi menyelam, kamu bisa melakukan cave diving. Untuk sampai ke dive site Gua Loba-loba, kami naik perahu sekitar 15 menit dari Pelabuhan Wamengkoli. 


Keunikan Gua Loba-loba banyak mengundang wisatawan asing maupun lokal menyelam di sini. Terdapat biota laut seperti; lobster, kipas laut/karang Gorgonia, terlihat juga ornamen-ornamen gua yang biasanya kulihat pada gua kering.

Dalam Gua Loba-loba terdapat banyak lobster, makanya namanya Gua Loba-loba. Foto: @peekholidays
(kiri) Difoto dari jalur darat. Foto: Youtube Dispar Buteng.
 (kanan) Difoto saat berada di permukaan atas Gua Loba-loba. Foto: @peekholidays

Jika cuaca sedang bersahabat, cahaya matahari akan masuk dari atas gua menembus hingga kedalaman. Biasanya di situlah spot foto para penyelam. Katanya sih, Gua ini juga bisa diakses lewat darat. Setelah kulihat video trekking ke Gua Loba-loba dari youtube Dispar Buteng, kelihatannya memang mirip. Berarti lubang gua dari akses darat memang menyambung ke laut. Konon dimana ada danau/pemandian, ujung-ujungnya tersambung ke laut. Masih misteri! Haha


Gua Loba-loba juga pernah masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia pada tahun 2018. Oya, kalau belum bisa diving, kita juga bisa menikmati aktivitas snorkeling atau memancing di dekat sana. Saat itu, cuaca gak menentu, kadang panas atau tiba-tiba hujan. Waktu lagi nunggu ka Tracy (@peekholidaysdiving di Gua Loba-loba, angin di kapal kencang sekali. Beruntungnya aku bawa jaket dari Lois Indonesia yang melindungi tubuhku dari terpaan angin.  

Snorkeling di dekat area Gua Loba-loba. Foto: @yusaknatan

7. Gua Oemamba


Sekilas tempat ini seperti tempat pemandian pada umumnya, namanya Danau Oemamba. Anak-anak tampak bahagia bermain air sembari loncat dari tebing. Tapi siapa sangka ternyata dibawah Danau Oemamba ini ada Gua Terluas dan Terdalam di Buton Tengah lho!

Kupikir cuma Gua Loba-loba yang letaknya dibawah permukaan air, tapi ternyata Danau Oemamba ini bisa diselami. Penyelam asing pun pernah menyelam di sini. Kedalamannya diperkirakan lebih dari 75 meter. Kalo kata ka Iping yang pernah menyelam di sana, sudah pernah dieksplor dengan helium masih belum selesai. 


Selain wisata gua, Buton Tengah menyimpan berbagai wisata alam dan wisata sejarah, ada pantai, benteng, dan danau. Masih banyak gua-gua lain yang ada di Buton Tengah yang belum sempat kami kunjung, seperti; Gua Inoli, Gua Lakasa, Gua Lahumbe, Gua Kasimbuno, dan lain-lain. Gak heran kan kalau Buton Tengah mendapat julukan Negeri Seribu Gua?

====================================================================

Tips Main ke Gua di Buton Tengah
  • Siapkan baju renang, karena kita bisa bermain air di beberapa gua.
  • Sebaiknya gunakan juga celana panjang karena jika kulit alergi/sensitif, bisa menyebabkan gatal-gatal.
  • Sedia minyak kayu putih atau obat nyamuk.
  • Gunakan alas kaki yang nyaman; sandal gunung atau sepatu gunung (untuk di Gua Koo dan Gua Laumehe yang menurutku medannya agak sedikit ekstrem). 

...

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: