Berlayar bersama KPLP, Body Guard Laut Indonesia

Sebagai negara Maritim, Indonesia bekerja keras untuk mejaga keamanan dan melindungi sumber daya yang ada di wilayah perairan Indonesia. Belum lagi, keindahan alam bahari Indonesia yang sangat indah. Tahu gak sih kalau Laut Indonesia punya bodyguard? Namanya Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Biasanya juga disebut Sea and Coast Guard. Sejujurnya, akupun baru tahu lho kalau Laut Indonesia ada bodyguard selain TNI Angkatan Laut.


KPLP, Body Guard Laut Indonesia
Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. KPLP berfungsi menjaga dan menegakkan peraturan perundangan di laut dan pantai berdasarkan Undang-Undang pelayaran nomor 17 tahun 2008 dan semboyan Dharma Jala Prajatama.
Dharma Jala Prajatama, artinya sebagai insan bahari selalu berusaha untuk menjalankan pengabdian yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Dirjen Perhubungan Laut, Ir. R. Agus H. Poernomo.
Dirjen Perhubungan Laut, Ir. R. Agus H. Poernomo mengatakan bahwa sebenarnya KPLP sudah ada sebelum perang dunia ke-2 pada tahun 1942. Pada tahun 1936, Organisasi KPLP diatur dalam Dienst van Scheepvaart (Dinas Pelayaran) dan Gouvernment Marine (Armada Pemerintah). Landasan hukum yang digunakan saat itu berdasarkan Peraturan Pelayaran (Scheepvaart Reglement) LN. 1882 No. 15 junto LN.1911 No. 399 Kepolisian di laut.

Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP).
KPLP memiliki 5 pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai, yaitu Pangkalan PLP Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Uban di Kepulauan Riau, Tanjung Perak di Jawa Timur, Bitung di Sulawesi Utara, dan Tual di Maluku. Aku bersama Transmate berkesempatan mengunjungi Pangkalan PLP Tanjung Priok. 5 Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) tersebut memiliki 39 kapal yang berpatroli khusus untuk melaksanakan penegakkan hukum di laut, termasuk kapal berbendara Indonesia maupun kapal asing yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia.

Tugas Penting KPLP

KPLP juga aktif berperan dalam dunia internasional dalam hal penjagaan dan pengawasan keselamatan pelayaran. Sebanyak 9000 personil KPLP, siap menjaga dan menegakkan hukum di laut Indonesia. KPLP turut tergabung dalam Tokyo MoU dan secara rutin mengadakan kesepakatan dan kerjasama dengan negara-negara lain, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral.

Berlayar bersama KPLP dengan KN. Trisula.
Container berwarna orange berisi alat untuk memilah minyak dan air laut. 
KPLP turut ambil bagian dalam beberapa kasus pencarian korban pesawat hilang, kapal tenggelam, hingga melakukan pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut. Pada bagian atas kapal, terlihat beberapa tank besar berwarna orange yang berfungsi untuk memilah minyak dan air laut. KPLP menanggulangi tumpahan minyak di laut sebagai fungsi sustainability. Berdasarkan Undang Undang-Undang pelayaran nomor 17 tahun 2008, KPLP memiliki peranan penting sebagai berikut;
  • Melakukan pengawasan dan keselamatan dan keamanan pelayaran.
  • Melakukan pengawasan, pencegahan, dan penanggulanagan pencemaran di laut.
  • Pengawasan dan penertiban kegiatan serta lalu lintas kapal.
  • Pengawasan dan penertiban kegiatan salvage, pekerjaan bawah air, serta explorasi dan exploitasi kekayaan laut.
  • Pengamanan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran.
  • Mendukung pelaksanaan kegiatan pencarian dan pertolongan jiwa di laut.

Berlayar bersama KPLP 

Beberapa waktu lalu, aku bersama Transmate lainnya berkesempatan hadir dalam upacara dan perayaan  ulang tahun Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yang ke-47 tahun, dan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) yang ke-32 tahun, di Terminal 1 Pelabuhan Tanjuk Priok. Kata ka Ika, kalau musim lebaran, terminal penumpang ini ramai sekali dipenuhi warga yang hendak mudik.

Upacara HUT KPLP
Upacara dipimpin langsung oleh Dirjen Perhubungan Laut, Ir. R. Agus H. Poernomo sebagai inspektur upacara. Dalam momen tersebut, Dirjen Agus H. Purnomo juga memberikan life jacket secara simbolis pada perwakilan peserta upacara. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran.

Upacara dan Perayaan HUT KPLP dan Pangkalan PLP di Pelabuhan Tanjung Priok.

Gita Bahana Bahari.

Selain upacara bersama, acara ulang tahun KPLP dan Pangakalan PLP juga dimeriahkan oleh drumband Gita Bahana Bahari dari Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Acara ditutup dengan tarian tradisional berbagai daerah seperti tarian manuk dadali dan maumere. oleh para pegawai kementerian dan pelabuhan Tanjung Priok.








Tahu gak sih kalau Laut Indonesia punya bodyguard? Namanya KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai) dibawah naungan @kemenhub151 @djplkemenhub151. Biasanya juga disebut Sea and Coast Guard. Aku bersama #TransMate lainnya berkesempatan menghadiri Dirgahayu Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yang ke-47 dan Pangkalan Laut dan Pantai (PLP) yang ke 32 tahun di Pelabuhan Tanjung Priok. Kami juga berlayar ke Pulau Damar menggunakan Kapal Negara Trisula. Selama berada di atas kapal, kami wajib menggunakan life jacket demi keamanan dan kenyamanan bersama. Nah aku juga baru tahu bahwa, selain berfungsi menjaga dan menegakkan peraturan perundangan di laut dan pantai, KPLP juga memiliki fungsi sustainable untuk menanggulangi pencemaran laut, salah satunya tumpahan minyak di laut. Kalau kalian lihat fotoku diantara kontainer orange, itu alat penyedot/pemisah minyak dan air. Cerita selengkapnya soon on the blog ya! Stay tuned :) #TransmatePenghubungIndonesia #TransmateJourney #KPLPSELALUDIHATI #DJPLKERJADENGANHATI _____ First photo @mardiaheyyy
A post shared by ᴛʀᴀᴠᴇʟ ʙʟᴏɢɢᴇʀ | ɪʀᴇɴᴇ ᴋᴏᴍᴀʟᴀ (@pinktravelogue) on

Kami juga berkesempatan berkeliling Pulau Seribu, dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pulau Damar dengan KN. Trisula dan melihat ruang kemudi untuk berbincang langsung dengan nahkoda. Aku juga baru tahu kalau ternyata KN itu singkatan dari Kapal Negara. Haha. KN. Trisula dibuat pada tahun 2004 di Surabaya. Wilayah patroli TN. Trisula di Tanjung Priok ini mencakup wilayah patroli Jakarta, Lampung, Jambi, Muntok (Bangka Belitung), Sampit, dan Semarang.

Gerbang tanda area Pelabuhan Tanjung Priok, ditandai dengan patung bergambar ondel-ondel berwarna merah (dan hijau di sisi seberang)
Di ruang kemudi bersama KPLP.
Setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia, wajib memasang dan mengaktifkan Sistem Identifikasi Otomatis atau Automatic Identification System (AIS). AIS diatur secara internasional melalui konvensi keselamatan jiwa di laut. AIS berfungsi mengirim dan dan menerima informasi data secara otomatis ke kapal lain, stasiun Vessel Traffic Services (VTS) atau Stasiun Radion Pantai (SROP). Dengan menerapkan sistem AIS membantu pengaturan lalu lintas kapal dan mengurangi bahaya dalam bernavigasi.

Kapten Eko sebagai nahkoda dalam pelayaran.

Sistem Navigasi Kapal.

Lalu bagaimana caranya supaya kapal-kapal di laut itu teratur dan gak bertabrakan? Selain menerapkan sistem AIS tadi, menurut Kapten Eko, kapal dengan ruang gerak tak terbatas atau kapal bukan bertenaga mesin harus lebih dahulu mengalah/menghindari.

Safety first, pakai life jacket dulu.
Udah pakai life jacket siap jalan-jalan keliling kapal.
Setelah itu kami menuju anjungan kapal dan demi keamanan dan keselamatan bersama, kami diwajibkan menggunakan life jacket saat berada diatas kapal. Setiap kapal dilengkapi dengan standar Keselamatan dengan alat-alat seperti; sekoci penyelamat, pelampung penolong, jaket penyelamat, rakit penolon, dan pelempar tali penolong.

Kapal Sekoci KN. Trisula.
Tabung diatas berisi persediaan makanan jika kapal terkena musibah.
Tak terasa perjalanan kami berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok-Pulau Damar dan kembali lagi ke Pelabuhan Tanjuk Priok telah selesai. Aku sangat senang bisa berlayar bersama KPLP, Body Guard Laut Indonesia. Yuk, kita juga bantu jaga laut kita juga, dengan tidak buang sampah ke laut ya! Aku lihat masih banyak banget lho sampah di laut.

Transmate bersama Kementerian Kelautan.
...

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: