Tips Mengelola Dana untuk Perempuan

Perempuan yang Bekerja di Kantor atau di Rumah?

Apapun pilihannya, tak ada yang salah dengan pilihanmu. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara mengelola dana ketika kita memperolehnya? Aku sendiri punya prinsip kalau aku harus tetap berpenghasilan meski sudah menikah. Pasalnya aku juga memiliki banyak keinginan dan hal tersebut membutuhkan (banyak) dana. Ada kepuasan tersendiri bagiku jika memiliki simpanan atau investasi mandiri.


Sebagai Menteri Keuangan Rumah Tangga, wajib hukumnya untuk dapat mengelola keuangan dengan baik. Oleh karena itu, demi mewujudkan keuangan keluarga yang sehat, Prudential Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (KPPA) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan acara tahunan Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan Prudential

Acara Konferensi Pers dihadiri oleh Ibu Nini Sumohandoyo selaku Sharia Government Relations and Community Investment Director Prudetial Indonesia, Ibu Sondang Martha selaku Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dr. Pribudiarta Nur Sitepu, MM. selaku Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), dan Jens Reisch, selaku President Director Prudential Indonesia.

Konferensi Pers Literasi Keuangan Untuk Perempuan Prudential di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA).
Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan sudah memasuki tahun ke-10 dibawah Community Investment Prudential Indonesia. Pada tahun 2019 program ini berfokus di Indonesia Timur, yaitu Kupang, Mamuju, Gorontalo, Ternate, Bima untuk meningkatkan literasi keuangan di daerah yang indeks literasinya rendah. Sepanjang 2009-2019, program ini telah menjangkau sekitar 35.000 perempuan di 36 kota. Pada tahun 2022, ditargetkan sebanyak 50.000 perempuan di berbagai kota di Indonesia dapat mengikuti program Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan.

Jens Reisch
Jens Reisch mengungkapkan bahwa program Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan dilakukan secara berkelanjutan untuk memberdayakan perempuan Indonesia dalam mengelola keuangan keluarga yang sehat dan sejahtera. Program ini sejalan dengan fokus "We Do Good" Prudential Indonesia untuk mewujudkan mewujudkan kebajikan dan memberdayakan masyarakat.

Ibu Vera selaku fasilitator PRUvolunteers membawakan pelatihan.
Pada era milenial seperti sekarang, perempuan bukan hanya berperan penting dalam perekonomian keluarga, namun juga berkontribusi untuk negara. Kini kaum hawa memiliki hak untuk bekerja dan memahami pentingnya Literasi Keuangan. Perempuan juga harus bisa mandiri secara finansial, dan dapat bekerja secara formal maupun informal untuk mewujudkan hidup yang lebih sejahtera.




Perempuan Juga Harus Bisa Mandiri Secara Finansial Sebenarnya ngomongin finansial itu (agak) sensitif ya. Topik yang menarik sih buatku karena topik finansial buat istri muda kayak aku gini penting banget! Hari ini aku dapet pencerahan setelah mengikuti Konferensi Pers dan Workshop mengenai Literasi Keuangan Untuk Perempuan oleh Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) dan Prudential Indonesia @id_prudential Menurutku sebagai perempuan, kita harus tetap berpenghasilan dengan bekerja secara formal maupun informal. Apalagi aku ingin begini, aku ingin begitu~~~ Rasanya wishlist itu masih banyak. Haha Belum atau sudah menikah, perempuan harus bisa merencanakan dan mengelola keuangan, serta dapat menyisihkan dana untuk produk keuangan/investasi. Lalu gimana sih tips mengelola dana? Ya walaupun belum expert ya, nanti aku bakal share tips nya di blog ke kalian. 😌 #FinLitPrudential #WeDoGood #JalaninBareng
A post shared by ᴛʀᴀᴠᴇʟ ʙʟᴏɢɢᴇʀ | ɪʀᴇɴᴇ ᴋᴏᴍᴀʟᴀ (@pinktravelogue) on

Pada sesi workshop, para peserta mendapat pelatihan mengenai pengelolaan keuangan dasar dari fasilitator PRUvolunteers dari Prudential Indonesia. Berikut ini adalah beberapa tips mengelola dana untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda di setiap tahap kehidupan.

1. Prioritas Kebutuhan
Kita selalu diperhadapkan oleh pilihan-pilihan yang terkadang membuat dilema. Apalagi akupun terkadang suka kalap kalau melihat tanda diskon. Namun, kita harus bisa melawan godaan tersebut serta dapat menentukan prioritas antara kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan tidak datang tiba-tiba, kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan agar kelangsungan hidup terpenuhi. Misalnya kebutuhan makan, kuota internet dan pulsa untuk bekerja. Namun keinginan itulah yang datangnya tiba-tiba seperti cinta, dan kerap kali membuat kita gelap mata. Misalnya membeli motor sport atau sesuatu yang sebenarnya kita tidak butuhkan dan tidak mendesak.

2. Merencanakan Keuangan
Pertama, kita harus memahami kebutuhan dan kondisi keuangan sesuai status lajang, menikah, atau menikah dan punya anak, karena dipastikan pengeluarannya berbeda. Setiap orang harus membuat perencanan keuangan sesuai kebutuhan dasarnya, yaitu;
  • Pengeluaran Wajib (membayar kontrakan, cicilan rumah, transportasi, konsumsi)
  • Pengeluaran Tambahan (rekreasi keluarga)
  • Pengeluaran Darurat (sakit, kecelakaan, meninggal dunia)
  • Dana Simpanan ( pendidikan anak, pergi haji, modal usaha/menikah)
Merencanakan keuangan berkaitan dengan rencana dan tujuan hidup kita. Fokus utamanya adalah mengelola keuangan dan kebutuhan sehari-hari, memiliki simpanan dan tabungan, serta mempersiapkan dana untuk kebutuhan darurat. Coba pikirkan apa yang menjadi rencana kehidupan dalam satu, tiga, sampai lima tahun kedepan. Plot pengeluaran tersebut dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.




3. Mengelola Pendapatan
Apa yang kamu lakukan jika menerima pendapatan? Ditabung atau dibelanjakan? Jika menerima pendapatan, hal pertama yang harus dilakukan adalah membayar hutang atau cicilan (jika ada) dan membayar kewajiban seperti; tagihan listrik dan air. Setelah itu dana dapat dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan investasi.

Jangan lupa memisahkan rekening untuk pengeluaran sehari-hari dan tabungan. Kita harus memiliki setidaknya dua rekening bank agar dana yang sudah dianggarkan tidak tercampur. Aku memiliki tiga kartu rekening. Pertama, rekening pribadiku untuk transaksi pembayaran. Kedua, rekening untuk tabungan. Ketiga, rekening khusus Rumah Tangga (untuk belanja kebutuhan sehari-hari). Selain memiliki tabungan rekening, kita juga dapat menyisihkan dana untuk disimpan di tabungan deposito berjangka. Jika menerima uang kaget seperti Sisa Hasil Usaha (SHU), arisan, atau warisan sebaiknya dialokasikan untuk simpanan atau tambahan modal usaha.

4. Mencatat dan Menganalisa Pengeluaran
Mencatat pengeluaran mungkin terlihat sepele, namun dengan cara seperti ini, kita bisa memahami sumber penghasilan dan pola pengeluaran atau belanja. Nah, kalau di keluargaku, kami sudah membuat tabel anggaran belanja di komputer berisi perencanaan keuangan dasar dan perencanaan keuangan berjangka. Alasan sederhana supaya kami bisa melihat pendapatan dan pengeluaran yang terkadang datang dan pergi begitu cepat.

Termasuk didalamnya catatan hutang atau cicilan. Seperti yang tertulis diatas, besar hutang adalah maksimal 30%. Hutang tak selamanya buruk jika digunakan untuk hal yang baik. Hutang baik (Hutang Produktif) adalah menambah kesejahteraan dan aset. Contohnya KPR, cicilan kendaraan untuk usaha atau transportasi keluarga. Sedangkan Hutang Buruk (Hutang Konsumtif) menambah kesengsaraan dan mengurangi aset. Contohnya membeli barang-barang yang diinginkan namun tidak dibutuhkan.

5. Memiliki Investasi
Hal yang terpenting adalah berinvestasi. Dulu aku berpikir bahwa mengelola keuangan dengan menabung sudah cukup, tapi ternyata tidak. Tidak ada alasan perempuan untuk tidak berinvestasi karena investasi merupakan aset masa depan yang bisa dimiliki siapa saja.

Investasi bisa dalam bentuk emas, reksadana, properti, dan asuransi. Investasi yang mungkin dianggap sepele namun sangat diperlukan adalah asuransi karena resiko bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Produk investasi seperti asuransi, wajib dimiliki siapa saja, baik bagi perempuan lajang, menikah, menikah dan punya anak, termasuk single mom. Setidaknya setiap kita memiliki produk asuransi jiwa & kesehatan, serta pendidikan bagi yang sudah memiliki anak.

Semoga melalui program ini, para perempuan Indonesia dapat mampu merencanakan keuangan, mengelola dana lebih optimal, dan bisa menyisihkan dana untuk produk-produk keuangan/investasi. Salam sukses!


...

Keep in Touch
Thanks for reading!

1 comment:

  1. Nice post! pembahasan yang sangat mudah dicerna dan dipahami..

    ReplyDelete