Menuju Puncak Mahameru | Semeru Part-2

Setelah beristirahat di Kalimati, tak lupa kami memasang alarm untuk melakukan persiapan menuju Puncak Mahameru. Jam 11 malam kami briefing dan melakukan persiapan untuk summit attack. Perjalanan kami menuju puncak dimulai jam 12 malam. Kamu harus mulai tengah malam, jika tidak mau melewatkan sunrise di puncak, dan kamu harus turun sebelum jam 9 pagi. Lama perjalanan menuju puncak kira-kira 6-8 jam tergantung kondisi masing-masing. Kala itu suhu dingin sekali. Semakin lama, suara angin terdengar semakin kencang, dan semakin dingin pula udaranya.

Saya bahkan tidak menyadari kapan saat kami sudah sampai di Arcopodo. Arcopodo adalah batas vegetasi Gunung Semeru. Setelah ini, kita akan melewati bukit pasir hingga puncak. Ketika tanjakan pasir dengan kemiringan 70 derajat dimulai, kamu harus tetap fokus dan berhati-hati! Trek menuju puncak sangat berbahaya, sangat banyak batu, berdebu, dan berpasir. Benar kata orang, untuk mencapai puncak kamu akan nanjak 3 langkah sama dengan 1 langkah. Susah banget! Rasanya puncak itu jauh sekali. Saya tetap fokus pada langkah kaki orang depan saya dan tidak mengijak batu. Kuncinya, kamu harus hati-hati agar tidak menginjak batu. Terkadang jika lelah dengan tanjakan pasir, kaki berpijak pada batu yang dianggap lebih kuat. Tapi inilah yang sangat berbahaya! Jika kamu menginjak batu, kamu bisa mencelakai orang dibawah kamu.

Tanjakan Pasir Semeru.
Jangan lupa bawa persediaan air dan cemilan karena perjalanan ini sangat menguras tenaga. Tak sedikit orang yang dehidrasi dan akhirnya tidak melanjutkan pendakian karena kehabisan logistik. Saya tidak tahu sudah seberapa jauh melangkah, tapi ketika cahaya matahari perlahan mulai menampakkan sinarnya, saya sadar sudah hampir pagi. Dari jauh sudah terlihat puncaknya, terlihat ramai diatas, tapi nampaknya gak sampai-sampai. Saat  istirahat, saya pernah terasa ngantuk sekali, tapi mau tak mau saya berusaha tetap fokus agar tidak lengah.

Akhirnyaa.. saya sampai Puncak Mahameru! Terima kasih buat bang Lepay dan Fadly yang dengan sabar nemenin saya dan Anti muncak. Saya sampai jam 6 pagi, berarti 6 jam perjalanan saya menuju puncak tertinggi di pulau Jawa ini. Dari puncak Mahameru, kamu bisa melihat view Gunung Bromo, Argopuro, Raung, Arjuno, Welirang, Lawu, dan Kawah Jonggring Saloko.
Katanya dari sekitar 300 pendaki, gak sampai 50 orang yang mencapai puncak. Thanks God! Saya dan teman-teman satu tim semuanya berhasil. Mungkin banyak pendaki yang akhirnya tidak melanjutkan karena berbagai faktor dan salah satunya kamu harus turun sebelum jam 9 pagi untuk menghindari gas beracun Wedhus Gembel yang mengikuti arah angin ke puncak. Kamu bisa menyaksikan letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit.
Sea of Clouds.

Setelah puas menikmati Puncak Mahameru, kami bergegas turun sebelum jam 9 pagi. Kita akan disuguhkan pemandangan yang cantik luar biasa saat turun dari Puncak Mahameru. Terlihat lebih mudah untuk menuruni trek berpasir ini. Kami menghabiskan waktu kurang lebih 1,5-2 jam untuk turun sampai basecamp Kalimati.

Untuk menuruni trek berpasir, gunakan tumit kaki lebih dahulu dan selalu waspada. Trek berpasir kadang menjadi tempat untuk bermain “ski”. Jika kamu tidak hati-hati, kamu bisa terjerumus ke area blank-75, yang katanya sudah memakan banyak korban disana. Fyi, dua hari sebelum pendakian kami, ada seorang pendaki yang meninggal dunia. Dia adalah seorang guide yang melindungi tamunya.

Suasana waktu turun gunung.

Setelah turun sampai Kalimati, kami beristirahat sejenak. Sekitar jam dua siang, kami mulai melakukan perjalan untuk balik ke basecamp Ranu Pane. Hari semakin sore, langit semakin gelap. Jalan arah balik ke Desa Ranu Pane rasanya tak kunjung sampai. Sulit rasanya untuk melawan rasa ngantuk dan lapar. Sampai saya menyadari telah melewati jalur yang (hampir) sama. Namun saya diam saja, dan terus berjalan. Akhirnya kami tiba di basecamp Ranu Pane sekitar pk. 20.00. Dan saya sudah lapar sekali! Haha.

Malam itu kami menginap di salah satu rumah porter senior dan langsung menyantap makanan yang tersedia. Sembari makan bersama, akhirnya kami saling bercerita, dan ternyata tidak hanya saya yang merasa jalan waktu menuju basecamp terasa sangat lama. Bahkan beberapa teman saya, merasa carrier-nya terasa lebih berat. (tahu kan kenapa?) Ada yang pernah punya pengalaman yang sama?

Terima kasih Puncak Mahameru yang mempesona. Sampai berjumpa lagi! 


...

Keep in Touch
Thanks for reading!

2 comments:

  1. Gunung Semeru khususnya Ranu Kumbolo selalu populer ya di kalangan pendaki. Cuma bakal kurang rasanya kalau ngga sampe ke Mahameru haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo kak! Iya, rasanya kurang kalo gak ke Mahameru. Bagus banget! :)

      Delete