Klaim Bagasi Rusak Saat Penerbangan dari Maskapai dan Asuransi Perjalanan

"Koperku kok oleng ya", kataku sambil menggerek koper yang tak seimbang setelah kuambil dari tempat pengambilan bagasi.

Aku perhatikan koperku dari semua sisi. Ternyata bagian sudut bawah dekat roda jebol! Jam empat subuh saat itu, saat aku tiba kembali di Bandara Soekarno Hatta, setelah penerbangan panjang dari Jepang. Mungkin karena masih terlalu mengantuk, aku dan Will bergegas mencari kendaraan untuk pulang karena ingin beristirahat lebih cepat.

Dalam perjalanan pulang, aku baru ingat, "Kita kan beli travel insurance, bisa dong klaim bagasi rusak?" Akhirnya aku mencari informasi dan menelepon customer service maskapai terkait kerusakan bagasi yang terjadi. Kemudian kami berinteraksi melalui email dan diarahkan ke email CGK Lost and Found untuk proses lebih lanjut. 

Perjalanan dengan Koper Pertama

Sebelum pergi ke Jepang, aku memang sudah berpikir untuk membeli koper baru karena koper pertamaku ini bagian rodanya sudah tidak berfungsi dengan baik. Sesuai dugaanku, benar saja setelah perjalanan ke Jepang koper kesayangan ini rusak.

Dulu waktu pertama kali ke luar negeri, aku membeli koper dari situs online dengn harga Rp350.000-an dengan ukuran 26 inch. Ukuran yang cukup besar karena aku akan pergi ke Korea selama 7 hari saat itu. Koper pertama ini sudah menemaniku ke berbagai tempat, seperti Korea, Singapura, Thailand, Bali, dan Jepang. Jadi sudah pasti koper ini menyimpan banyak kenangan mantan yang tak terlupakan. 

Klaim Bagasi Rusak Saat Penerbangan
Foto terakhir bersama koper kesayangan di Stasiun Tama.

Sebenarnya waktu di Jepang, aku sudah merasa koper ini gak nyaman digunakan, rodanya gak berjalan dengan baik apalagi saat jalan di aspal. Aku sudah mulai deg-degan sebenarnya takut koperku benar-benar rusak di tengah jalan. Tak disangka, foto di Stasiun Tama Jepang ternyata adalah foto terakhir bersama koper pink kesayangan.

Hak Penumpang untuk Klaim Bagasi Rusak 

Selama ini aku hanya mendengar dan melihat kejadian koper rusak saat ambil bagasi di bandara dari teman atau media sosial saja. Tapi kali ini, aku benar-benar mengalaminya. Pengalaman koper jebol menjadi pengalaman yang berharga buatku. Bagasi rusak saat penerbangan bisa terjadi kapanpun dan oleh siapapun.

Faktornya kerusakan bagasi bisa disebabkan karena stiker bagasi yang terlalu banyak, distribusi koper, atau memang kita lagi gak beruntung aja. Makanya gak heran kalo koper-koper yang kita lihat di bandara itu selain dipasangkan gembok, juga ada yang dipasangkan luggage cover, luggage strap, dan luggage tag. Semua usaha dilakukan agar bagasi tetap aman selama perjalanan. 

Ada beberapa kriteria bagasi rusak saat penerbangan. Misalnya bagasi tidak diterima tepat waktu/mengalami keterlambatan, koper penyok/lecet, bagasi yang tertinggal, dan lain-lain. Kriteria bagasi rusak bisa dilihat di website sesuai maskapai penerbangan yang kita naikki. Koperku masuk dalam salah satu kriterianya.

Tahu gak sih kalau saat bagasi kita mengalami kerusakan, kita berhak untuk melakukan klaim bagasi. Apalagi hal tersebut tertulis dalam pasal 5 ayat 1 Permenhub 77 Tahun 2011, tentang jumlah ganti rugi/klaim terhadap penumpang yang mengalami kehilangan, musnah atau rusaknya bagasi tercatat.

Dua jenis kompensasi yang dilakukan adalah yang pertama kerusakan bagasi tercatat diberikan ganti kerugian sebesar Rp200.000 per kg dan paling banyak Rp4 juta rupiah per penumpang. Kedua, kerusakan bagasi tercatat diberikan ganti rugi sesuai jenis, bentuk, ukuran, dan merek bagasi tercatat.

Hal tersebut adalah salah satu tanggung jawab maskapai penerbangan. Menurutku, sudah dipastikan kerusakan bagasi saat penerbangan bikin mood jadi terganggu. Tapi kalau bisa melakukan klaim, setidaknya kita bisa mendapatkan bantuan dan kompensasi kan?

Klaim Bagasi Rusak dari Pihak Maskapai

Awalnya aku gak terpikirkan untuk klaim bagasi, karena memang aku mau ganti koper dengan kualitas yang lebih baik juga. Mungkin kupikir, memang sudah saatnya ganti koper. Aku sudah sampai Jakarta dengan selamat dan koper itu gak rusak waktu di Jepang.

Perjalananku ke Jepang menggunakan ANA Airlines. Berdasarkan info yang kulihat di laman website ANA Airlines, klaim bagasi rusak bisa diurus paling lambat 7 hari setelah penerbangan. Namun jika kamu sadar bagasimu rusak saat kamu menerimanya di bandara, akan lebih baik jika langsung menuju counter baggage claim sehingga langsung dibuatkan surat keterangan.


Aku memang suka menyimpan tiket wisata, tiket pesawat fisik, termasuk baggage tag untuk kenang-kenangan. Tapi aku baru tahu lho kalo dibalik baggage tag itu ternyata ada keterangan baggage claim untuk klaim bagasi rusak. Yaampun, kemana aja Irene selama ini? Haha

Jangan dibuang dulu baggage tag-nya.

Berikut ini adalah beberapa dokumen yang perlu dilengkapi terkait klaim Kerusakan Bagasi dari pihak maskapai:

  1. Menginformarikan merek dan tahun pembelian bagasi.
  2. E-Ticket keberangkatan dari Indonesia ke Indonesia.
  3. Boarding Pass keberangkatan dari Indonesia ke Indonesia.
  4. Baggage Tag.
  5. Copy Passport.

Aku mengajukkan klaim sebesar Rp500.000, namun yang disetujui sebesar Rp400.000. Proses klaim bagasi rusak dari pihak maskapai ANA Airlines gak terlalu lama, pelayanannya ramah dan fast response. Jika teman-teman mengalami kerusakan bagasi, lebih baik langsung bergegas ke bagian Baggage Claim untuk ditindaklanjutti lebih cepat. Info lebih lengkap tentang hal yang harus dilakukan saat bagasi rusak juga bisa cek di sini ya.

Klaim Bagasi Rusak dari Pihak Asuransi Perjalanan

Ini kali pertama aku menggunakan asuransi perjalanan dan langsung mengajukan klaim. Sebelum pergi ke Jepang, aku dan Will membeli travel insurance dari AXA, seharga Rp222.300 untuk 2 orang, dengan periode perjalanan selama 7 hari. Berarti per-orang sekitar Rp100.000-an aja!

Secara bersamaan, aku juga email pihak asuransi perjalanan untuk mendapatkan klaim bagasi rusak. Saat itu, aku baru benar-benar perhatikan isi polis asuransi perjalananku. Asuransi perjalanan ini tak hanya mencakup kerusakan atau kehilangan bagasi, tapi ada juga yang meliputi delay pesawat, rumah sakit, dan lain-lain.

Sempat foto di Bandara kerusakan bagasi ini.

Dokumen yang perlu dilengkapi terkait klaim kerusakan bagasi dari asuransi perjalanan sebenarnya tak berbeda jauh dengan dokumen klaim Kerusakan Bagasi dari pihak maskapai penerbangan. Namun beberapa tambahannya adalah formulir klaim, surat resmi dari pihak maskapai mengenai, dan sertifikat asuransi yang kita beli sebelum penerbangan.

  1. Formulir klaim (terlampir dari pihak asuransi perjalanan)
  2. Surat resmi dari pihak Maskapai mengenai kerusakan bagasi.
  3. Menginformarikan merek dan tahun pembelian bagasi.
  4. E-Ticket keberangkatan dari Indonesia ke Indonesia.
  5. Boarding Pass keberangkatan dari Indonesia ke Indonesia.
  6. Baggage Tag
  7. Sertifikat Asuransi.
  8. Copy Passport

Aku mengajukkan klaim sebesar Rp500.000, dan disetujui dengan nominal yang sama. Proses klaim bagasi rusak dari pihak asuransi perjalanan kira-kira satu bulan. Namun pelayanannya juga fast response. Untuk klaim bagasi rusak, aku harus mengirim koper rusakku ke kantor AXA sebagai barang bukti. Iya aku mengirimkannya melalui ojek online, karena jika menggunakan layanan pengiriman biasa harganya jauh lebih mahal.

Klaim bagasi rusak saat penerbangan dari maskpai penerbangan dan asuransi perjalanan membuahkan hasil yang cukup menguntungkan. Setidaknya aku mendapatkan Rp900.000 dari hasil klaim bagasi rusak. Jadi, sebelum perjalananmu benar-benar selesai, jangan buang dokumen-dokumen penting penerbangan seperti baggage claim tag dan data penerbangan ya, karena hal tak terduga seperti bagasi hilang atau rusak bisa saja terjadi. 

Simpan dokumen penerbangan untuk klaim bagasi rusak jika dibutuhkan. Semoga bermanfaat!
...

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: