Packing Light Perlengkapan Naik Gunung

Naik gunung itu punya sensasinya sendiri apalagi untuk penikmatnya. Tapi naik gunung juga butuh perlengkapan yang mumpuni biar bisa bertahan hidup. Penting banget untuk menerapkan packing light supaya gak semua isi rumah dibawa saat naik gunung. Waktu naik gunung pertama kali ke Gunung Prau, aku pinjam beberapa perlengkapan hiking sama teman. Aku pikir, cuma sekali-kali aja kok naik gunung, jadi yowes aku pinjam saja. 

Siap-siap naik gunung.

Setelah turun gunung dari pendakianku yang pertama, lah kok aku jadi nagih pengen naik gunung lagi. Akhirnya aku nyicil beli perlengkapan gunung dan mau bawa barang-barang yang penting saja supaya gak terlalu berat. Katanya sih kalo bawa carrier maksimal 30% dari berat badan kita. Jadi, inilah barang-barang yang aku bawa selama pendakian berdasarkan pengalamanku;

1. Carrier dan Rain Cover
Tas ransel biasa hanya akan membuatmu semakin pegal. Gunakan carrier dengan kapasitas yang sesuai badan dan memiliki fungsi air flow back system agar lebih nyaman saat mendaki. Carrier juga dilengkapi dengan strap belt supaya lebih ringan menopang beban dan kantong kecil di sisinya. Kantong kecil ini biasanya aku gunakan untuk menyimpan cokelat atau camilan sehingga mudah diambil saat aku butuh energi. Biasanya carrier sudah dilengkapi dengan rain cover yang bisa melindungi tas dari hujan, lumpur, tanah, dan debu. 

2. Sleeping Bag dan Matras
Ini satu paket yang tak bisa dipisahkan seperti kamu dan si dia, karena keduanya saling melengkapi dan menghangatkan. Sleeping bag yang aku punya juga ultra light dengan berat 500 gram saja. Mereknya Makalu Outdoor Alps Dream 700. Matras yang biasa digunakan untuk mendaki ada matras gulung karet dan matras aluminium. Aku biasanya menggunakan matras aluminium untuk lebih menghemat ruang dalam tas. Lebih baik lagi jika memiliki matras angin, karena pastinya tidur bisa lebih nyenyak. Namun harga matras angin relatif lebih mahal, tapi bentuknya lebih fleksibel dan ringan.

3. Jas Hujan

Cuaca di gunung memang tak menentu. Makanya kita harus siap dengan kondisi apapun. Pendakian saat musim kemarau atau hujan, kita wajib membawa benda ini jika tidak ingin menyusahkan diri sendiri dan orang lain. Gak kebayang kan kalau hujan saat pendakian dan semua perlengkapanmu basah? 

Aku membawa jas hujan model setelan baju dan celana sehingga bisa menutupi seluruh badan dengan baik saat hujan deras di gunung. Dibanding model ponco rasanya kurang nyaman dipakai saat hujan dan model ini lebih leluasa bergerak. Tidak disarankan membawa jas hujan plastik sekali pakai, karena selain bahannya tipis lebih gampang robek

4. Pakaian Ringan dan Quick Dry

Pakaian waktu naik gunung itu memiliki fungsinya sendiri walaupun modelnya gak banyak. Gunakan pakaian yang tepat daripada salah kostum! Saat mendaki gunung, sebaiknya kita tidak menggunakan celana jins dan kaos biasa. Celana jins membuat ruang gerak kaki terbatas. 

Apalagi model skinny jeans yang terlihat keren itu sangat tidak disarankan, karena bisa membuat pangkal paha lecet, sulit dibersihkan apalagi dikeringkan jika terkena basah. Gunakan celana berbahan parasut atau kargo yang biasanya lebih ringan, breathable, dan waterproof. Jangan lupa masukkan pakaian tadi ke dalam zipper bag untuk antisipasi jika hujan deras menembus tas.


Persiapan Naik Gunung.

Waktu pertama kali naik gunung, aku menggunakan kaos biasa, alhasil sampai tempat berkemah, aku jadi keringat dingin dan bajuku basah banget, sulit kering dan jadi menambah beban dalam tas. Jadi , penting sekali untuk memakai dan membawa kaos dryfit yang ringan dan cepat kering. Jika tidak, kita bisa saja terkena hipotermia karena kedinginan menggunakan pakaian yang basah.

Selain itu aku juga selalu membawa dua jenis jaket ringan yang bisa dilipat menjadi kecil. Pertama, jaket parasut yang windproof dan waterproof untuk pendakian pagi atau siang hari jika udara dingin dan angin berhembus kencang. Kedua, Ultra Light Down Jacket yang digunakan saat malam hari atau summit attack untuk suhu yang lebih tinggi. 

5. Senter dan Headlamp

Waktu pertama kali mendaki gunung, aku gak bawa senter apalagi headlamp. Aku pikir pakai saja senter dari ponsel, dan ternyata aku salah besar! Hal itu malah menyulitkanku dan membuatku gak fokus saat berjalan. Senter sangatlah penting, bisa digunakan untuk lampu tenda atau tambahan pencahayaan. 

Bawalah senter LED, biasanya berukuran lebih kecil namun cahaya yang dihasilkan lebih terang dengan jangkauan yang lebih luas. Sedangkan headlamp memudahkan untuk berjalan saat pendakian malam atau summit attack. Jangan lupa membawa baterai cadangan yang sesuai dengan ukuran senter kamu.

6. Trekking Pole

Aku tidak membawa trekking pole saat pendakian pertamaku. Mungkin karena keterbatasan pengalaman (dan budget). Awalnya aku gak kepikiran bahwa benda ini ternyata sangat penting. Akhirnya, aku membeli tongkat bambu seharga Rp5000 di Pos 2 jalur pendakian Prau via Patak Banteng. 

Ternyata benda ini sangat amat membantuku selama pendakian untuk menjaga keseimbangan dan ritme mendaki, dan menopangku saat hendak menanjak. Selain itu, trekking pole juga dapat digunakan sebagai penguat tenda agar tidak terbang saat badai. 

Aku memilih menggunakan trekking pole lipat Tenacity Tracking Pole Eiger. Trekking pole ini cukup kokoh, praktis, dan lebih mudah disimpan Panjang maksimal 135 cm dan saat dilipat hanya 32 cm saja. 


7. Botol Air dan Peralatan Makan

Air adalah elemen yang sangat penting saat mendaki. Aku menggunakan botol minum lipat yang terbuat dari karet sehingga dapat dipakai berulang kali. Aku mengurangi sampah botol plasik dengan membawa botol minum seperti ini. 

Minum air yang cukup saat pendakian agar cairan dalam tubuh terpenuhi sehingga terhindar dari dehidrasi. Letakkan botol air di tempat yang mudah dijangkau. Aku biasanya menggantungkan botol air dibagian depan menggunakan karabiner. Kamu juga bisa menggunakan water bladder sehingga lebih mudah minum dari selangnya.
Aku punya 3 botol lipat ini yang selalu aku bawa saat naik gunung. Sumber: IG @8rothers_adv.

Memasak bersama saat naik gunung adalah momen yang asik, tapi tak lupa tentunya kami harus membawa peralatan masing-masing seperti piring atau tempat makan lipat, gelas, dan spork. Menggunakan peralatan makan lipat seperti ini pastinya menghemat tempat dalam tas.

Alat makan lipat. Sumber: IG @8rothers_adv.

8. Obat-obatan & Toiletries

Packing light bukan berarti mengabaikan aspek kesehatan dan kebersihan. Kondisi di gunung memang tak menentu. Oleh karena itu, kita harus selalu sedia P3K dan obat-obatan pribadi seperti;  hansaplast, betadine, tolak angin, minyak kayu putih, dan lain-lain. Dalam pouch kecil lainnya, aku juga memasukkan beberapa toiletries penting dalam ukuran kecil seperti; sikat gigi, deodoran, handuk kecil, pembalut, tabir surya, tissue, dan hand sanitizer spray


9. Tas Kecil

Tas ini bisa berupa backpack atau waist bag, yang digunakan untuk membawa barang-barang penting seperti HP, dompet, kamera atau peralatan pentingmu yang lain. Tas kecil juga digunakan saat summit attackJangan lupa juga membawa obat-obat dan baterai cadangan didalamnya. Lebih baik membawa tasmu sendiri saat summit attack, karena saat itu bisa saja temanmu berada di belakang atau di depanmu, sehingga kamu gak bisa terus mengandalkan temanmu untuk membawa cadangan logistik hanya dalam tas temanmu kan?

10. Karabiner

Barang kecil ini punya kegunaan yang sangat banyak. Setidaknya ada 3 buah karabiner yang terpasang pada tasku. Karabiner ini bisa digunakan untuk memudahkan membawa barang seperti air, sampah, sepatu, dan barang lainnya yang mungkin tak cukup masuk dalam tasmu.

List Perlengkapan Naik Gunung versiku.

Perlengkapan lainnya yang digunakan bersama-sama dengan kelompok, seperti; tenda, nesting, dan bahan logistik bisa dibagi antara anggota kelompok. Kalau gak mau ribet, kamu bisa juga membeli makanan di basecamp atau menyewa porter untuk mendirikan tenda. Setelah menulis postingan ini, aku jadi semangat mau siap-siap packing light lagi. Naik gunung apalagi ya?

__

Keep in Touch
Thanks for reading!

0 komentar: